01 September, 2009

Sedekah sedikit saja?

Seberapa banyak anda bersedekah? Berapa persen dari harta anda yg anda sedekahkan? Coba anda baca tulisan Ippho Santosa di bawah ini.
=======================================================

Salah seorang guru sekaligus sahabat saya bersedekah Rp 10 juta setiap harinya. Sahabat saya yang lain bersedekah Rp 2 miliar setiap bulannya. Dengerin beginian, orang-orang yang bermental miskin pasti langsung berseru, “Gimana caranya ya, saya bisa dapat sedekah sebesar itu?” Sebaliknya, orang-orang yang bermental kaya akan berseru, “Gimana caranya ya, saya bisa bersedekah sebesar itu?” (Hayo jujur, Anda termasuk yang mana?)

Setiap kali saya mengajak untuk memberi, menyumbang, berderma, atau bersedekah dalam jumlah jor-joran, orang-orang kiri (kuat otak kirinya) selalu punya segerobak alasan untuk ‘menyelamatkan’ dompetnya. Pokoknya, ada-ada saja alasan mereka untuk memperkecil jumlah sedekah, menunda sedekah, atau bersedekah tidak dalam bentuk uang. Misalnya saja:

--- Sedikit saja, yang penting ‘kan ikhlas! Padahal banyak dan ikhlas, jelas-jelas itu lebih baik tho? Dan hingga detik ini, saya tidak menemukan satu pun dalil agama untuk bersedekah sedikit. Yang ada hanyalah dalil-dalil untuk bersedekah banyak-banyak, sering-sering, dan segera. Sudahlah, jangan pelit!

--- Ah, tidak perlu banyak begitu. Ntar bisa riya, ujub, dan sombong lho! Padahal bukankah lebih baik bersedekah lebih banyak, lebih sering, dan lebih segera, sambil memelihara keikhlasan? Btw, ikhlas itu omongan para pemula. Mereka yang sudah terbiasa bersedekah, selalu lupa sudah sedekah berapa, sedekah di mana, sedekah kepada siapa. Sudahlah, jangan banyak alasan!

--- Siapa bilang sedekah itu harus dalam bentuk uang? Senyum itu ‘kan sedekah. Amal baik juga sedekah. Ilmu juga sedekah. Nah, ini ada benarnya. Hanya saja, itu semua tidak cukup. Tetap perlu sedekah dalam bentuk uang. Makanya muncul angka 2,5%, 10%, 10 kali lipat, dan 700 kali lipat. Sudahlah, jangan ngeles terus!

Barangkali orang-orang kiri ini menganggap Tuhan itu Maha Miskin, Maha Pelit dan Maha Pelupa, sehingga menurutnya Tuhan tidak mau dan tidak mampu mengganti sedekahnya. Ah, ngaco itu! Karena jelas-jelas Tuhan itu Maha Kaya, Maha Pemurah, dan Maha Membalas.

Terus, gimana dengan orang-orang kanan (kuat otak kanannya)? Ternyata, mereka selalu punya setumpuk alasan untuk memperbesar jumlah sedekah, menyegerakan sedekah, dan bersedekah dalam bentuk uang. Minimal 5% dari pendapatan kotor mereka dan itu pun terus mereka tingkatkan. Yah, walaupun sebenarnya mereka tidak terlalu mampu untuk itu. Kurang rasional memang. Namanya juga kanan.

Akhirnya, saya cuma bisa berharap. Semoga mereka yang bersedekah terang-terangan, niatnya sama ikhlasnya dengan mereka yang bersedekah diam-diam. Dan semoga mereka yang bersedekah diam-diam, jumlahnya sama banyaknya dengan mereka yang bersedekah terang-terangan. Yang celaka, mereka yang diam-diam tidak bersedekah, hehehe! Right?



www.ipphosantosa.com

7 komentar:

  1. betul Pak, infak banyak gak apa2 yang penting ikhlas.
    Alkhamdulillah baik, sekarang kerja dimana?

    BalasHapus
  2. intinya ada pada iman boss ?? kalau yakin bahwa sedekahnya akan di liat gandakan berarti imannya udah lulus tuh

    BalasHapus
  3. memang sangat sulit untuk mencari dermawan, hari ini.
    btw, sambil nunggu sahur, sieng-iseng bertamasya... blognya keren, apalagi kontennya. salam balik kawans,

    BalasHapus
  4. lebaran bbrapa hri lagi.. ngucapin lbih cpet ga ap kan..hhe Minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir bathin, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H

    BalasHapus