22 Februari, 2010

Photo [narsiz] dalam browser anda

Browser adalah program yang wajib dimiliki oleh seorang yang ingin menjelajah dunia maya. Semakin hari berbagai macam browser selalu memperbaiki bug-bugnya dan berusaha mengikuti kebutuhan pemakainya, salah satunya tampilan. Bagi yang sering bosan dengan tampilan browser, theme jadi salah satu pilihan. Firefox, opera dan chrome. Ketiga browser itu (browser yang lain belum coba) kini semakin banyak pilihan theme nya.

Khusus untuk firefox dan opera, anda bisa memakai photo anda sendiri untuk theme. Apalagi bagi anda yang punya penyakit narsis ga ketulungan :D ini bisa jadi salah satu cara untuk menyalurkannya tanpa menyebarkan photo pribadi anda ke seluruh dunia karena hanya bisa dilihat lewat komputer/laptop anda. Caranya bisa dibaca di bawah ini.

13 Februari, 2010

Iri Jam Kerja

Pagi yang cerah, pagi yang indah untuk memulai ibadah. Bekerja pun bisa jadi ibadah jika memang itu yang menjadi niat kita :).

Salah satu yang menjadi tolok ukur rajin tidaknya seorang karyawan adalah absennya. Pegawai yang rajin masuk (dan tidak telat) tentunya akan mendapat perhatian yang berbeda dengan yang sering ijin atau cuti. Baik itu perhatian dari Bos maupun dari karyawan yang lain. Bos bisa menilai (dengan kasar) mana yang rajin dan mana yang tidak dari absennya. Sebagai sesama karyawan tentunya ada sedikit 'iri' (padahal ga boleh iri pada hal itu ya :( ) jika seorang karyawan yang sering ijin atau cuti mendapat perlakuan yang sama dengan yang rajin masuk kerja.

04 Februari, 2010

Sahabat itu..

Sahabat itu..
Bukan berjalan seperti gunting,
Meski lurus tapi
Memisahkan yg menyatu

Tapi sahabat itu..
Berjalan seperti jarum,
Meski menusuk dan menyakitkan,
Tapi menyatukan yg terpisah
( Terkadang diriku suka ceplas - ceplos,nyebelin tapi hatiku tak pernah ada niat melukai ).

Sahabat bukan hanya untuk
Bersenang-senang
Tapi saling mengingatkan
Dan menegur dengan jujur untuk
Sama-sama belajar dan memaafkan...

by: Ummi Jidan & Jihan

02 Februari, 2010

Amplop Keikhlasan

Salah satu syarat diterima ibadah kita yaitu ikhlas. Karenanya, akan sia-sia jika ibadah atau amalan kita tidak didasari atas keikhlasan. Entah itu amalan yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Sering kali karena entah itu karena diri kita sendiri ataupun karena orang lain, niat kita dalam beramal jadi berubah. Misal kita keraskan bacaan Qur'an supaya didengar orang lain. Yang tadinya sholat khusyuk, karena sholat di dekat mertua sholatnya jadi lebih (terlihat) khusyuk. Yang tadinya memberi pengemis karena iba, karena melihat temennya melintas, ia mengeluarkan uang (untuk pengemis) lebih banyak.

Sudah sepantasnya jika kita membantu teman, tetangga atau saudara yang sedang membutuhkan bantuan. Seperti halnya jika ada yang sedang mempunyai hajat. Niat kita ya benar-benar mau membantu, bukan karena cuma ikut-ikut tetangga, terpaksa membantu karena mereka saudara atau karena lasan lainnya. Dengan rasa ikhlas, hati kita akan jadi tenang. Karena ibadah yang ikhlas akan membuat hati kita menjadi tenang.

Keikhlasan sangat dibutuhkan ketika memberi. Memberi uang kepada pengemis, memberi bantuan kepada saudara, bemberi hadiah kepada teman. Sabtu kemarin [30-01-10] keluarga kami ada hajat (nikahan adek) dan saya tersadar arti keihklasan saat membantu membuka amplop para 'pengunjung' hajatan keluarga kami. Di situ terlihat bermacam-macam amplop beserta isinya. Ada yg memakai amplop dari (lipatan) kertas, amplop cuma separuh, ada juga amplop cetak yg ada namanya. Uangnya juga bervariasi, mulai dari Rp 5,000 sampe Rp 250,000. Dan lebih banyak amplop bernama daripada amplop tak bernama.

Entah ini yang dipikirkan sebagian besar orang (yg nulis nama di amplop) atau cuma pikiran saya. Mereka (yg nulis nama di amplop) ada yang beranggapan memberi sumbangan itu sebagai balas budi ketika mereka kita sumbang. Itu atas dasar apa yang dikatakan salah seorang keluarga saya sendiri. Itu artinya ketika mereka menulis nama di amplop, mereka berharap akan dibalas dengan yang sepadan. Bukan karena ikhlas memberi. Tapi itu sebagian, sebagian lagi karena alasan yang lain. Apapun alasannya, nyatanya cuma yg isinya besar yang diperhatikan :D

Apakah ini tanda kurangnya keikhlasan? Entahlah..
Apakah anda termasuk di dalamnya? Silakan tanya hati anda :)