02 Februari, 2010

Amplop Keikhlasan

Salah satu syarat diterima ibadah kita yaitu ikhlas. Karenanya, akan sia-sia jika ibadah atau amalan kita tidak didasari atas keikhlasan. Entah itu amalan yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Sering kali karena entah itu karena diri kita sendiri ataupun karena orang lain, niat kita dalam beramal jadi berubah. Misal kita keraskan bacaan Qur'an supaya didengar orang lain. Yang tadinya sholat khusyuk, karena sholat di dekat mertua sholatnya jadi lebih (terlihat) khusyuk. Yang tadinya memberi pengemis karena iba, karena melihat temennya melintas, ia mengeluarkan uang (untuk pengemis) lebih banyak.

Sudah sepantasnya jika kita membantu teman, tetangga atau saudara yang sedang membutuhkan bantuan. Seperti halnya jika ada yang sedang mempunyai hajat. Niat kita ya benar-benar mau membantu, bukan karena cuma ikut-ikut tetangga, terpaksa membantu karena mereka saudara atau karena lasan lainnya. Dengan rasa ikhlas, hati kita akan jadi tenang. Karena ibadah yang ikhlas akan membuat hati kita menjadi tenang.

Keikhlasan sangat dibutuhkan ketika memberi. Memberi uang kepada pengemis, memberi bantuan kepada saudara, bemberi hadiah kepada teman. Sabtu kemarin [30-01-10] keluarga kami ada hajat (nikahan adek) dan saya tersadar arti keihklasan saat membantu membuka amplop para 'pengunjung' hajatan keluarga kami. Di situ terlihat bermacam-macam amplop beserta isinya. Ada yg memakai amplop dari (lipatan) kertas, amplop cuma separuh, ada juga amplop cetak yg ada namanya. Uangnya juga bervariasi, mulai dari Rp 5,000 sampe Rp 250,000. Dan lebih banyak amplop bernama daripada amplop tak bernama.

Entah ini yang dipikirkan sebagian besar orang (yg nulis nama di amplop) atau cuma pikiran saya. Mereka (yg nulis nama di amplop) ada yang beranggapan memberi sumbangan itu sebagai balas budi ketika mereka kita sumbang. Itu atas dasar apa yang dikatakan salah seorang keluarga saya sendiri. Itu artinya ketika mereka menulis nama di amplop, mereka berharap akan dibalas dengan yang sepadan. Bukan karena ikhlas memberi. Tapi itu sebagian, sebagian lagi karena alasan yang lain. Apapun alasannya, nyatanya cuma yg isinya besar yang diperhatikan :D

Apakah ini tanda kurangnya keikhlasan? Entahlah..
Apakah anda termasuk di dalamnya? Silakan tanya hati anda :)

4 komentar:

  1. Wallahu'alam... Semoga hati ini selalu ikhlas..

    BalasHapus
  2. sedang dan masih belajar tentang teknologi ikhlas ^^

    BalasHapus
  3. Nampaknya terlalu sulit untuk menduga, sebuah nama dalam amplop pernikahan. Karena bisa saja sang pemberi hanya ingin menyatakan bahwa diri nya atau keluarga nya, telah hadir dalam pernikahan tersebut, sebuah bentuk penghormatan kepada sang empunya hajat,bukan ingin menyombongkan jumlah uang yang diberikan.
    Keikhlasan datang dari hati seseorang, tidak bisa diukur,tidak bisa dinilai. Mungkin dengan berbaik sangka, kita akan meningkatkan kadar keikhlasan dalam jiwa kita.

    Salam Sahabat.

    Ray Jr.

    BalasHapus
  4. @Ray Jr.: ya,bisa saja demikian dan saya jg berfikir demikian. wacana di atas adalah atas dasar apa yg saya dengar sendiri (dengan telinga saya sendiri tentunya) dari salah seorang keluarga saya. jadi tidak mewakili sebagian besar yg menuliskan nama dalam amplop,tidak..

    BalasHapus