23 Maret, 2011

Kesombongan Komunitas Jejaring Sosial

Media sosial bisa dibilang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi sebagian orang. Media sosial dijadikan sebagai salah satu lahan untuk berinteraksi sesama penggunanya, seperti halnya di dunia nyata. Saling menyapa, berkomentar dan berbagi informasi. Salah satu bentuk media sosial yang berkembang pesat adalah jejaring sosial. Hal yang mendorong seseorang untuk ikut dalam jejaraing sosial adalah kita bebas menjadi apa dan siapa saja di sana, bebas menyampaikan pendapat secara terbuka.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri.

Seperti halnya dalam dunia nyata, kumpulan orang di jejaring sosial yang mempunyai kesamaan hobi/minat, tujuan atau kesamaan regional akan cenderung untuk membuat suatu komunitas. Sesama anggota dalam komunitas biasanya akan lebih akrab dibanding dengan orang di luar anggota komunitas. Dalam jejaring sosial yang sama, keakraban dalam komunitas dan besarnya komunitas tidak jarang membuat iri orang di luar anggota yang menjadikan mereka ingin pula ikut di dalamnya. Ingin merasakan juga canda tawa bersama.

Sikap iri tersebut biasanya datang dari pendatang baru di jejaring sosial atau bahkan di dunia online. Sebagai pendatang baru (newbie), biasanya memandang mereka yang ikut dalam komunitas hanya berinteraksi sesama komunitasnya, sibuk ngobrol sendiri antar anggota komunitas. Sehingga terlihat seperti geng dan menimbulkan eksklusifisme. Newbie jadi merasa dicuekin dan merasa yang ikut komunitas sok gaul, cool dan 'sombong'. Padahal tidak semua anggota komunitas memiliki sifat yang disebutkan itu.


Newbie yang sudah pernah ikut dalam komunitas tentunya tahu apa yang harus ia lakukan. Bagi pendatang baru, jika ingin berbaur dengan anggota lama yang harus ia lakukan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Tidak ada ceritanya lingkungan yang menyesuaikan keinginan kita, memangnya kita penguasa? Sebelumnya silakan tanya pada diri sendiri, apa tujuan kita daftar jejaring sosial? Berbagi informasi, nambah teman, cuma iseng ngisi waktu luang, narsis, ingin terkenal/dikenal atau pelampiasan dunia nyata? Tentunya tidak ada yang tujuannya untuk mencari musuh :) Jika memang ada seseorang yang kebetulan gabung di salah satu komunitas memiliki sifat sok gawul dan sombong, bukankah anggota komunitas bukan cuma dia saja?

Iklas salah satu kuncinya. Iklas dalam berbagi informasi atau nulis status. Tetap berbagi baik itu ada atau tidak ada komentar. Ikhlas dalam komentar, tidak berharap komentar balik. Yang kita butuhkan adalah sampainya informasi/maksud komentar kita terhadap yang kita komentari. Ikhlas dalam feedback, apapun itu. Umpan balik terhadap informasi yang kita bagi/sebarkan atau komentar yang kita lemparkan baik itu umpan balik yang mendukung ataupun pedas sekalipun harus tetap bisa kita terima. Jika kita sudah bisa benar-benar ikhlas, tidak ada ceritanya kita mutung dalam jejaring sosial :D

Komunitas dalam jejaring sosial pada dasarnya hanya sebagai wadah untuk saling berbagi bagi anggotanya yang kebetulan memiliki kesamaan. Sebagai alat untuk mempererat hubungan antar anggota dan antar komunitas. Bukan untuk mengkotak-kotakkan anggotanya. Bukan untuk ajang tenar dan eksklusifisme sebagian anggota. Komunitas untuk semua, baik itu anggota baru maupun lama. Ada atau tidak ada, ikut atau tidak ikut komunitas, fungsi jejaring sosial tetap sama; sebagai alat komunikasi dalam berbagi informasi (baik tentang diri sendiri atau lingkungan sekitar) antar anggotanya.

7 komentar:

  1. panjang nyooo :D mana yang benar? yang dekat semakin dekat dan yang jauh pun kian dekat atau yang dekat kian menjauh dan yang jauh kian menjadi dekat?

    BalasHapus
  2. jejaring sosial menciptakan ,amusia autis

    BalasHapus
  3. @afv: semua bisa :p
    @pencerah: manusia autis? TIDAK! autisme disebabkan oleh kelainan dalam otak bayi, bukan karena jejaring sosial :)

    BalasHapus
  4. merasa ASING dalam sebuah kemunitas yg baru kita ikuti itu hal yg memang sudah sewajarnya. hanya harus mengikuti aliran saja...
    ini tidak berlaku untuk komunitas jejaring sosial saja... tapi untuk semua komunitas.
    jika kita menganggap anak" komunitas itu sombong, eits bisa jadi kita sendiri yang sombong,tak mau berbaur. seharusnya berbaur dulu, nikmati aliran di dalam komunitas itu, baru kita boleh komentar.

    BalasHapus
  5. . hemm..
    mungkin awal.nya merasa asing sajja dan perlu lebih mengenal lebih lagii di jejaring sosial antar sesama.nya ...

    salam kenal :
    http://uhooi.blogspot.com/

    BalasHapus
  6. sepakat tuh..lagi dalam komunitas dunia maya..sebenarnya pertemanan yang nyata lah yang diharapkan...intinya jangan ada stress di dunia maya..sepakat ga???

    BalasHapus