29 Februari, 2012

Syair

Setelah membaca statusnya Ustadz Aris di facebook, hati ini tersentak! Saya merasa ditusuk, seseg di dada.
Lebih baik dada seseorang dipenuhi nanah hingga menyesakkan paru-parunya dari pada dipenuhi syair. (Muttafaqun 'alaih) ~ HR Bukhari [6155] dan Muslim [2257]
Entah mengapa tiba-tiba merasa buanyak salahnya. Teringat dengan hafalan yang semakin buruk, teringat dengan semakin malasnya membaca buku. Teringat dengan puisi di blog ini, teringat dengan posting-posting galau. Mengingatkan saya pada kecintaan terhadap sastra khususnya puisi. Secara tidak langsung akan menjauhkan saya pada sastra yang tidak ada bandingnya atas keindahannya, yaitu Al Qur'an. Alhamdulillah saya sendiri kurang suka dengan syair (kebanyakan) lagu, apalagi menghafalkannya.

Jika meninggalkan sama sekali syair, saya rasa tidak bisa. Mungkin menguranginya atau fokus pada puisi/syair yang jauh dari galau dan kata sia-sia. Semoga saja. Seperti halnya para 'ulama juga kadang bersyair. Akan tetapi syair orang yang berilmu dengan selainnya jelas beda dari segi isi.


Semoga mulai sekarang dan seterusnya saya dijauhkan dari perkataan yang sia-sia dan syair galau. Sangat berharap apa yang saya posting dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca. Akan lebih bahagia jika dapat bermanfaat dunia akhirat.



Saya masih cinta hujan
cinta nada yang dihasilkan
harum tanah selepas hujan pergi
sejuk mata dan hati

Saya masih cinta hujan
atas keberkahan yang diturunkan
atas doa-doa yang terkabulkan
atas kesuburan tiap jengkal tanah yang dialui
atas keseimbangan alam yang tak tergantikan

Saya masih cinta hujan
dan tidak akan pernah membencinya
terlebih penciptanya

8 komentar: