22 Mei, 2012

[Review] Twimbow, twitter web client

Setelah sekian lama bertahan dengan tweetdeck, akhirnya selingkuh juga dengan yang lain. Salah satu hal yang menyebabkan selingkuh adalah hilangnya (tidak terlihat) twit ketika discroll ke bawah. Dan scroll itu pun tidak mulus sebagaimana yang lain, tidak selalu bisa melihat twit sebelumnya karena tidak bisa discroll. Bukan karena koneksi, karena yang lain baik-baik saja. Kemudian pindah seesmic, kurang nyaman. Pindah lagi ke hootsuite. Yang sangat di sisayangkan di hootsuite adalah tidak ada notifikasi, baik itu di tab maupun di desktop, jadi harus sering-sering cek tab. Lalu tidak bisa menambah kolom untuk timeline user tertentu dan tidak jelasnya status user yang kita lihat, apakah follower, following, dua-duanya atau bukan keduanya.

Lalu beberapa hari yang lalu menemukan ada following yang menggunakan aplikasi twimbow, mungkin kependekan dari twitter rainbow. Yang membedakan twimbow dengan aplikasi yang selama ini saya gunakan adalah kekayaan warnanya. Berikut beberapa kelebihan yang ada pada twimbow:

18 Mei, 2012

Egois dalam doa

Sering kali (atau malah jadi kebiasaan?) kita lupa, kita tidak akan bisa berdiri sendiri. Kita sering mengeluh ketika berbagai masalah mendatangi kita satu per satu, tapi kita lupa bahwa bukan cuma kita yang bermasalah seperti itu. Kita juga sering kali meminta bantuan teman atau orang terdekat ketika ada masalah, bahkan kadang hanya masalah sepele. Sering kali meminta bantuan ini itu untuk masalah yang sebenarnya bisa kita selesaikan sendiri.

Memang tidak salah meminta bantuan teman. Tidak salah kita meminta bantuan mereka untuk sama-sama memecahkan suatu masalah kita, karena memang itulah fungsinya teman. Tapiii... bukan berarti kita terus menerus memanfaatkan mereka untuk kita mintai bantuan lalu lupa ketika masalah kita telah terselesaikan. Cuma berbagi disaat masalah datang dan lupa ketika gembira menyapa. Misalnya saja ketika akhir bulan, pegawai galau akan kebingungan nyari teman untuk utang tapi lupa ketika gajian.

Kadang bukannya kita tidak mau berbagi bahagia, tapi (mungkin) bingung mau berbagi kebahagiaan seperti apa. Sekedar sapa dan berbagi canda tawa bersama adalah hal yang luar biasa bagi teman. Tapi ada satu hal yang sering kita lupa, yaitu doa. Sering kali kita egois ketika berdoa meminta sesuatu seakan masalah kita lebih penting, mendesak dan lebih berat daripada masalah orang lain. Kita lupa tiap manusia punya masalahnya masing-masing. Karena masalah ini subjektif kita tidak bisa menilai masalah kita lebih besar daripada orang lain. Disamping berdoa untuk diri sendiri tidak ada salahnya mendoakan saudara, teman, ataupun orang lain. Lalu untungnya apa buat kita?

01 Mei, 2012

Jauh - dekat

yang benci mendekat, berjabat, memeluk erat
lalu menusuk dengan benda tajam
yang tak suka berjalan di samping kita
mengganggu, menjegal langkah kaki
yang iri menggandeng tangan
yakinkan tak akan lari ketika ditikam
yang cemburu ada di setiap waktu
ngomong tidak jelas ini itu
kamuflase serigala dimana-mana
mengembek kelabuhi musuhnya
menunggu waktu menyantap mangsanya

yang cinta menjauh, tak pernah mengeluh
khusyuk berdoa sepenuh jiwa
yang suka tak terlihat di sekitar kita
anehnya, ketika dibutuhkan selalu saja ada
yang simpati lepas tangan
tapi kapanpun rela beri bantuan
yang saudara menampar pipi
tak pernah lelah menasehati

lalu..
siapa (sebenarnya) teman?
yang dekat memeluk erat atau yang jauh dari pandangan?