15 Februari, 2013

Iri atas nama mimpi

Begitu besar arti mimpi, cita-cita, atau keinginan dalam hidup kita. Tanpa mimpi hidup hampa, tak berarti. Tanpa cita-cita hidup tak jelas mengarah ke mana. Tanpa keinginan hidup hanya soal makan.

Melihat kesuksesan orang lain, terutama teman dekat sering kali memacu kita untuk bisa sukses seperti mereka. Kalau bisa lebih sukses dari mereka. Hampir tiap orang punya mimpi, apapun itu. Karena subjektif, impian bisa berarti macam-macam untuk tiap orang. Karena begitu berharganya mimpi, seorang akan menghabiskan banyak waktu dan mengerahkan banyak tenaga untuk meraihnya. Bahkan kadang rela mengorbankan orang lain. Na'udzubillah.


Mimpi anda ada karena apa yang terlihat mata bahagia adanya. Cita-cita anda ada karena senyum tawa mereka atas harta dan tahta terlihat jelas menggoda. Sawang sinawang istilah jawanya, atau bisa dibilang saling memandang kebahagiaan orang lain. Coba cek hati anda sekali lagi, barang kali cita-cita atau mimpi hanya sekedar iri. Keingingan hanya sekedar hasad yang tertahan. Cita-cita anda mungkin hanya ingin sesuatu seperti yang mereka punya. Mimpi anda mungkin hanya ingin menyamai atau mengungguli.

Jadi tidak boleh bermimpi? Ya boleh, yang salah bukan mimpi tapi apa yang ada di dalam hati. Luruskan niat.. luruskan niat.. luruskan niat.. Bermimpilah untuk bahagia dan membahagiakan. Yakinkan diri anda dengan mimpi besar anda akan membahagiakan lebih banyak orang, lalu dengan sendirinya anda akan lebih bahagia dari sebelumnya. Lalu apa mimpi anda? Tanah luas? Punya banyak perusahaan? Menjadi bupati atau presiden mungkin? Atau banyak istri? #eh Apapun itu mimpi anda jangan cuma jadi mimpi, bangun lalu wujudkan!



Udah seperti motivator beneran belum? :D

2 komentar: