24 Mei, 2013

Sajak Purnama

Mengeja suku kata dalam bait purnama
Menanti pujangga dendangkan syairnya
Tertuju pada hangat cahaya
Memandang seseorang di pulau seberang

Sepoi berbisik "kamu tak sendiri"
Lalu melenggang pergi
Gelap menggema hingga rongga dada
Bahkan pantulan purnama tak dapat merabanya

Tak terlihat, tak tersentuh
Sela-sela rusuk terisi penuh
Selarik sejarah membuyarkan arah
Kebodohan menyisakan luka dalam

Jika saja kita sadar
Yang hilang hanya hiasan
Bukan arti sesungguhnya dari kehidupan

07 Mei, 2013

Bahagia kapan saja



Nunggu sesuatu yang kita cinta datang.
Sampai kapan? Sampai saat dibuatkan lubang?
Nunggu yang kita ingini menghampiri.
Sampai kapan? Sampai detak jantung berhenti?

Sesuatu yang kita cinta tak mesti ada, tak selalu menghampiri kita.
Menunggu sesuatu yang tidak pasti untuk bahagia hanya membuang tenaga.
Mengharap bahagia atas sesuatu yang tak pasti hanya akan membuang energi.
Lalu waktu berlalu menyeret hampa, membawa duka.
Penyesalan kemudian sudah diramalkan.
Kalaupun cinta didapatkan, bahagia tak akan selamanya bertahan.

Nunggu apa?
Bahagia kapan saja
Kamu mau, dia kan datang
Kamu enggan, dia kan hilang

Bahagia kapan saja
Terserah maumu
Terserah inginmu
Bahagia kapan saja
Syukuri yang ada
Syukuri pemberian-Nya

Klise
Tapi laku tak seringan lidah
Hidup tak selamanya terasa indah