19 Agustus, 2013

Jalan Santai dan Nasionalisme

Selama saya tinggal di desa ini, (seingat saya) baru kali ini HUT kemerdekaan RI diperingati dengan jalan santai. Biasanya cuma diadakan lomba untuk anak-anak, misal: makan kerupuk, bawa kelereng dengan sendok, memasukkan pensil ke dalam botol, dan lomba-lomba sejenisnya. Dan untuk kategori dewasa yang kebanyakan pesertanya ibu-ibu seperti balap karung, tarik tambang, goyang balon, dll. Kali ini beda, entah siapa penggagasnya karena saya tidak ikut rembugan karangtaruna. Beberapa lomba di atas masih dilaksanakan, tapi ditambah dengan jalan santai.

Jalan santai adalah hal yang sudah biasa di perkotaan, bukan cuma saat peringatan HUT kemerdekaan RI saja. Peringatan-peringatan hari nasional atau acara khusus dari sponsor produk tertentu sudah biasa melakukan jalan santai dengan hadiah yang beraneka ragam. Untuk pertama kalinya, di desa Tlompakan ini diadakan jalan santai untuk memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 68. Jalan santai diadakan pada tanggal 18 Agustus 2013 mulai jam tujuh pagi. Untuk rute, tentunya beda dengan jalan santai yang biasa kita ikuti atau ketahui. Ini di desa, jadi rutenya bukan cuma gang-gang kecil tapi juga sawah dan kebun! Rute bisa dilihat pada map.

10 Agustus, 2013

Untuk yang berduka di hari raya

Gema takbir menggema hingga ujung desa
Menggetarkan tiap rongga dada manusia
Senyum kegembiraan tercermin dalam tiap sapa
Tak terlihat duka di wajah mereka

Tapi tidak dengan dia
Rupanya Allah masih sayang padanya
Cobaan datang tanpa permisi
Menampar keras, mencengkeram dada hingga sulit bernafas
Hampir lupa dengan satu kata, ikhlas

Tangis tak terbendung
Duka mengelilingi sekujur tubuh
Awan gelap menaungi tiap jengkal langkah
Berasa sendiri, mati rasa pada uluran tangan sekitarnya

Kalian tak sendiri
Di hari raya ini
Ada yang kehilangan rumah, harta, saudara dan keluarga
Sebagian harus kehilangan orang yang dicintainya
Sama, berduka
Mungkin lebih dalam dari kita

Cobaan adalah tanda
Seorang akan naik derajatnya
Mampu lewati, atau kembali ke keadaan sebelumnya
Allah siapkan pahala besar bagi yang ikhlas atasnya
Hapus juga kesalahan dan dosa-dosa

Akhiri duka dengan hela nafas panjang
Istighfar atas dosa
Berharap ganti lebih baik lagi

Cobaan
Akan menguatkan
Sabar
Menjauhkan penderitaan
Ikhlas
Membuka pintu kebahagiaan


mengingatkan diri sendiri atas keegoan dan ketidakpedulian.

07 Agustus, 2013

Puasa twitter dan facebook

Terhitung sampai hari ini saya tidak login akun twitter selama 29 hari, selama ramadhan 1434 H. Untuk facebook saya terpaksa login sekali hanya untuk mengganti password karena ada yang mencoba masuk (login).


Ini waktu terlama saya tidak menggunakan dua media sosial itu. Alasannya sederhana, ingin mengurangi kesia-siaan di bulan ramadhan. Bukan berarti dengan meninggalkan keduanya saya bebas dari membuang waktu dengan sia-sia. Tapi, dengan meninggalkan keduanya untuk sementara saya bisa mengurangi waktu yang tebuang sia-sia untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat (baik untuk dunia maupun akhirat).
Tapi tidak semua media sosial saya tinggalkan. Kadang saya masih menggunakan gmail untuk keperluan pekerjaan. Atau kadang nyari aplikasi di google play via pc. Jadi, otomatis google plus masih saya gunakan karena notifikasinya nempel jadi satu. Dan saya menemukan kesenangan tersendiri di google plus.

Ternyata tanpamu langit masih biru
Ternyata tanpamu bunga pun tak layu
Ternyata dunia tak berhenti berputar walau kau tak di sisiku

saatnya kini ku menyadari
tanpamu diriku tak akan sendiri

Tanpa twitter dan facebook pun ternyata saya masih hidup :D alhamdulillah. Paling tidak ini menjadi latihan saya untuk mengurangi ketergantungan terhadap media sosial. Pikiran tidak banyak terbuang ke timeline. Kembali ke interaksi sosial yang sebenarnya, di dunia nyata. Tapi ternyata dengan puasa twitter berpengaruh juga dengan puasa ngeblog. Jadi kurang bersemangat posting blog, padahal udah ganti template biar ga bosen. Semoga syawal tahun ini, dengan saya kembalu ke dua media sosial di atas tambah semangat ngeblog lagi. Dan tentunya tambah semangat juga ibadahnya.

Yang terakhir (dalam posting ini), selamat hari raya 'Idul Fitri 1434 H. Semoga puasa kita diterima, tarawih tak sia-sia, lapar dahaga diganti dengan pahala berlipat ganda. Semoga semangat beribadah berlanjut ke 11 bulan berikutnya dan masih merasakan nikmatnya ibadah pada ramadhan berikutnya. Aamiin..