16 November, 2014

Fenomena ngandroid

Bagi yang hidup di perkotaan, sudah biasa melihat seseorang membawa berbagai macam gadget dengan berbagai macam sistem operasi dan kecanggihannya. Bagi saya yang tinggal di desa pemandangan tersebut sangat langka. Jangankan gadget, untuk mengisi pulsa saja masyarakat sini kadang masih ngutang. Tapi itu beberapa tahun yang lalu.


Kira-kira setahun terakhir ini pemandangan itu berubah. Mungkin karena pergaulan para remaja yang sekolah di kota (kecil) dan mereka yang sudah bekerja di luar kota. Rata-rata mereka sudah mempunyai perangkat atau gadget dengan sistem operasi robot ijo. Karena latah ingin mengikuti perkembangan jaman. Sayangnya tidak diiringi dengan kemampuan mereka dalam mengoperasikannya dan pengetahuan tentang kemampuan handphone tersebut. Tahunya sudah memiliki handphone android dan bisa ngeping itu sudah bagus.

Berikut berapa hal yang (biasanya) tidak mereka tahu tentang android,

30 September, 2014

#matikata; Penyihir kata

Bejana buta beserta isinya menasehati pemiliknya
Kata-kata penyihir menidurkan akal pikiran
Peminta mengangguk menikuti irama nada bicara
Lalu ikuti apapun perintahnya
Hingga minum comberan samping rumahnya

Akal mati
Otak berhenti
Pikiran fokus satu tujuan
Yang lain tak dipedulikan
Tak kenal lagi siapa itu iman

Penyihir kata tertawa,
puas nikmati hasil cuap-cuapnya
Setan terbahak keras,
dapatkan lagi satu pengikutnya

Ketidaktahuan, jadi kefanatikan
Kesombongan, penolakan atas kebenaran
Kesengsaraan hati dan pikiran

30 Agustus, 2014

Dari Operator Server ke Operator Radio

Untuk ke sekian kalinya saya pindah pekerjaan tanpa melalui proses melamar. Merasakan melamar pekerjaan swasta cuma dua kali, yang satu gagal pada waktu wawancara, satunya diterima karena pekerjaan tidak membutuhkan keterampilan khusus. Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberiku kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan.

Tiga kali bekerja di tempat dan bos yang berbeda tapi pada bidang yang sama, server pulsa. Sembilan tahun menggeluti bidang yang sama, pulsa. Tapi masih sering lupa jika ditanya harga dasar pulsa. Bersyukur banyak ilmu yang saya dapatkan selama bekerja di server pulsa. Mulai dari server pulsa sendiri, media sosial, web, software dan sedikit tentang hardware komputer.

22 Juli, 2014

Gua Rong View; 5 Gunung di Depan Mata

Keinginan saya pun akhirnya terpenuhi setelah beberapa bulan yang lalu mendengar cerita saudara dan teman yang sudah berkunjung ke Goa Rong View, ada yang menyebutnya Bukit Rong, Bukit Goa Rong, dll. Sebenarnya -kalau tidak salah- 10 tahunan yang lalu sudah pernah ke sana, tapi keadaan dan suasananya sekarang sudah jauh berbeda. Lokasinya tidak jauh dari rumah, hanya nyeberang ke desa sebelah sudah sampai. Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


Dari namanya Goa Rong View menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari atas bukit. Dari bukit yang tidak terlalu tinggi ini terlihat jelas Rawa Pening dan jika beruntung bisa melihat lima gunung berjajar dari utara ke selatan: Merapi, Telomoyo, Ungaran, Sindoro, dan Sumbing. Cuaca saat itu sangat cerah, tapi cuma di sekitar situ saja. Gunung-gunung masih tertutup awan, alhamdulillah Rawa Pening masih terlihat jelas dan pemandangan juga tidak mengecewakan.

Namanya memang Goa Rong, tapi setelah sampai ke puncak anda tidak akan menemukan Goa/Gua yang dimaksud di sekitar situ. Dari puncak ada jalan turun kecil menuju gua, tapi saya sendiri belum mencobanya karena cukup jauh. Jika ingin melihat guanya, bisa dari bawah di pertengahan perjalanan menuju puncak bukit ada jalan setapak sedikit naik. Dari situ cukup naik sekitar 10 meter sudah sampai ke mulut gua. Gua Rong memang kecil dan kurang menarik, makanya yang dijual bukan Goa Rong-nya tapi View-nya yang di puncak bukit.


Selain restoran, di Goa Rong View ada taman bermain untuk anak-anak, gazebo-gazebo yang diberi nama gunung-gunung sekitar, tempat duduk di bawah pohon rindang yang sejuk dan sejumlah burung di dalam sangkar cukup besar yang meramaikan suasana. Tempat parkir sudah cukup luas untuk tempat wisata kecil seperti itu, tapi mungkin akan becek jika musim hujan tiba. Untuk naik ke bukit tidak harus jalan kaki, bisa menggunakan mobil atau motor dengan jalan yang cukup mulus dari bawah bukit.


Sepertinya potensi wisata Goa Rong akan terus naik, seiring semakin banyaknya orang sekitar Salatiga-Semarang yang tahu keberadaannya. Semoga pemerintah tanggap untuk memperlancar jalur transportasi menuju Goa Rong, menghaluskan jalan dan memberi tanda yang jelas di pinggir jalan besar. Tempat wisata yang cukup murah meriah untuk sekedar melepas penat bagi warga sekitar Tuntang. Cukup tiga ribu rupiah per orang dan dua ribu rupiah per motor (untuk mobil kurang tahu).

Selanjutnya, jalan-jalan ke mana lagi kita?

09 Juni, 2014

Sunrise Pantai Bandengan dan Kartini

Kali kedua ini, saya bersyukur bisa menikmati sunrise di Pantai Bandengan. Karena rumah paman masih di wilayah Bandengan, jadi jika ke sana belum ke pantai rasanya ada yang kurang. Sunrise pertama saya nikmati bersama ibu dan ponakan, yang kedua bersama istri. Pertama saya agak kaget, ternyata jam 6 pagi udah ada petugas yang narik tiket masuk. Tambah kaget lagi ternyata pantai sudah rame sepagi itu, mungkin karena waktu itu hari libur.

Berangkat pukul 6 pagi dari rumah saudara, biasanya saya ditemani ponakan atau paman. Kalau bersama mereka biasanya tidak bayar, karena orang Bandengan. Kali ini saya berangkat bersama istri saja, alhamdulillah tidak nyasar. Tips dari ponakan (bibi juga) kalau mau ke pantai ga usah pakai helm dan ngomong saja sama petugasnya bahwa saya orang Bandengan. Kira-kira 15 menit perjalanan kami sudah sampai di pintu masuk, belum juga ngomong kami sudah diceramahi dulu (mungkin karena kami tidak pakai helm); kalau memang orang Bandengan ya ngomong, jangan asal nyelonong, nanti ada kecemburuan kalau yang antri di belakangnya orang dari luar. Alhamdulillah kami bisa masuk tanpa harus bayar.

27 Mei, 2014

Gua Kiskendo dan Curug Klenting Kuning

Kiskendo adalah gua yang ada di Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Gua ini terletak agak terpencil, untuk menuju ke sana jalur transportasinya belum mulus. Yang kedua (Klenting Kuning) ada di Kemawi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Jadi ceritanya kemarin itu setengah hari mengunjungi dua tempat wisata di dua kabupaten.

Dengan penuh perjuangan melewati jalur dengan banyak ranjau di jalan menuju Gua Kiskendo akhirnya kami sampai. Di tempat parkir cuma ada beberapa kendaraan roda dua dan satu mini bus. Sepi. Perjalanan dari parkiran sampai ke gua tidak jauh, cukup 5 menit sudah sampai. Sampai di gua kita akan dihadapkan dengan pintu gua yang cukup besar. “Cuma ini?” pikirku waktu itu, ternyata masih ada gua selanjutnya dengan melewati jalan kecil. Di gua selanjutnya ada beberapa gua-gua kecil dengan tinggi 0,5 sampai dengan 1 meter. Gua besarnya cuma satu (setahuku) tapi saya tidak masuk karena ada aliran sungai di bawahnya. Yang membuat menarik gua ini adalah Ray of Light, garis-garis cahaya yang muncul dari atas ke dalam gua.

17 Mei, 2014

Berbagi Bahagia


Di media sosial beberapa teman sering kali update mengenai hubungan (status), pernikahan, kelahiran, piknik ke luar negeri atau luar pulau. Atau sejumlah kebahagiaan yang lain. Mulai dari update text, foto sampai video. Kebahagiaan itu menular, makanya mereka berbagi. Berharap bahagia yang mereka rasakan juga menular yang lain. Jika ada yang bertujuan untuk pamer, menunjukkan dirinya bisa, atau kesombongan yang lain itu mungkin sebagian kecil yang lain. Semoga kita bukan termasuk yang di dalamnya.

Sebagian yang lain lagi memilih untuk diam. Media sosial bukan untuk tempat untuk mengumbar. Ada yang memanfaatkannya untuk berdagang, berbagi/mencari ilmu, atau sekedar stalking akun-akun tertentu. Memilih untuk menjadi anonymous di dunia online. Apapun pilihannya, menjadi diri sendiri atau bersembunyi yang penting tujuannya baik. Dan semoga ditempuh dengan cara yang baik pula. Itu sudah cukup. Diam atau bicara, menunjukkan diri atau bersembunyi, jika dilakukan pada saat yang tepat sama saja bisa memberi pengaruh yang baik.

09 Mei, 2014

Kabut Gedong Songo

Gedong Songo atau bahasa Indonesianya Bangunan Sembilan, salah satu objek wisata alam yang ada di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dari Semarang atau Ambarawa ambil ke arah pasar Bandungan lalu ke arah Sumowono atau Temanggung. Jika sudah sampai di SPBU pertama tinggal nengok ke kanan lalu ikuti petunjuk besar yang ada, kalau dari arah Temanggung ambil arah ke Sumowono atau Bandungan. Objek wisata yang lain yang ada di Bandungan ini diantaranya: Curug 7 Bidadari, Umbul Sidomukti, dan Pos Mawar.

Benar-benar waktu yang kurang tepat untuk berkungjung/piknik di Gedong Songo. Saat kami (saya bersama istri) sampai di lokasi, kabut mulai turun menutupi daerah sekitar candi. Ditambah sore itu hujan baru saja reda. Lengkap sudah, suasana candi menjadi sepi. Sepi pengunjung juga sepi penjual. Karena terlanjur sampai, kami memutuskan untuk masuk.

22 April, 2014

#matikata; Ku Puisikan Namamu

Hilir rindu tak ada yang tahu
Endapan rasa tak ada yang menyangka seberapa tingginya
Sementara sungai terus menumpuk apapun yang dibawanya
Terpikir tuk buang dilautan, sering kali tersangkut di akar berserakan
Usah lagi peduli, rindu tak kan basi

Mengeja dengan seksama kata c i n t a
Usaha tanpa henti memahami, merealisasikannya
Gerbang jiwa menganga
Isyarat terbaca, terbata-bata
Niat ikhlas harus tetap dijaga, pada awal hingga akhirya
Isu dibuang, cari fakta nyata bukan muntahan iri dan angan
Niat lurus tetap dipelihara, pada pangkal hingga ujungnya
Gerakkan kaki, tangan, dan pikiran pada satu tujuan

Renda rindu menghiasi tiap ujung ingatanku
Abdi rasa sering kali lupa, ini tak selamanya
Hingga terpisah, rasa ini tak kan sirna
Asa surga, bersama
Yakin bahagia pada akhirnya
Usah sedih.. tetap berdoa, tetap percaya, tetap bersama

14 Maret, 2014

"Pasar" Sikunir dan Telaga Dringo, Ranukumbolo KW dua

Ajakan yang awalnya saya tolak karena biaya yang tidak murah, tapi ternyata saya yang salah. Jadi biaya 200 ribuan rupiah itu jika menggunakan jasa (sejenis) travel. Memutuskan untuk ikut setelah awalnya galau antara Dieng atau Gunung Purba (Wonosari). Kesempatan (ajakan) camping ke Dieng mungkin tidak akan datang dua kali, tapi ke Wonosari bisa kapan-kapan ke sana. Dengan pengalaman sekali camping di Pos Mawar (Bandungan) saya beranikan diri ikut ajakan dari orang yang sama ( +Olipe Oile ) untuk camping di Dieng.Cuaca yang tidak stabil dan kondisi badan yang kurang fit saat itu tidak menyurutkan niat saya untuk berangkat. Bismillah..


Rencananya berangkat pagi-pagi supaya sampai sana tidak terlalu sore, bisa mendirikan tenda lalu istirahat. Ternyata rencana berubah, jam 10 sampai terminal Wonosobo saya bergabung dengan 5 orang rombongan dari Purwokerto. Lalu ditawari Kaka (salah satu rombongan dari Wonosobo) isitirahat di rumahnya, berangkat camping malam harinya. Saya sih mengiyakan saja, karena badan juga sedang tidak begitu enak waktu itu (batuk, pilek, sedikit pusing). Setelah isitirahat sebentar (bisa tidur cuma beberapa menit), sore setelah asar kami mengisi tenaga dengan pesta durian sampai kenyang. Berangkat naik ke Dieng sekitar jam 8 (atau 9) malam. Ditambah dengan rombongan dari Wonosobo camping kali ini berasa rame banget, ada belasan (lupa tidak menghitung).

15 Februari, 2014

#matikata: Sepi sapa

Kepada hujan aku titipkan pesan
pagi ini hati merindu setengah mati
daun jati berguguran di halaman
menanti kabar hingga lupa makan

Apa kabarmu di kota tetangga?
sebuah titik di awal sapa
tertanda colek sebelum salam pembuka
tak lupa kurung tutup setelah titik dua

Apa kabarmu di mana?
teman sebangku, 10 tahun tidak terdengar kabarnya
katanya sudah jadi koki di hotel ternama
bahagia mendengarnya

Apa kabarmu di pulau seberang sana?
adik tegar nan kuat
sangat ingin kakak angkat
sekarang sepi sapa seperti baru kenal saja

Apa kabarmu siapa saja?
yang pernah kenal dan pernah saling sapa
sepertinya waktu melepas ikatannya
aku lupa

Rindu redam oleh hujan
hanyut suasana dingin malam
pelangi kelilingi separuh rembulan
aku diam

Tulis rindu di atas bayu
mengalir riuh mengganggu batu di bawahnya
perindu tak peduli
orang lain tak kan mengerti

Dalam sepi sapa, aku bahagia.

30 Januari, 2014

(Bukan) Taman Jurug

Mungkin saya menjadi salah satu korban lagu campursari ini, Taman Jurug. Yang benar Satwa Taru Jurug atau Kebun Binatang Jurug. Kebun binatang ini berada di Solo, tepatnya di Jl. Ir. Sutami No. 40 (Jebres), Surakarta, Jawa Tengah. Cukup mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan besar. Sila cek map saja biar jelas :)


Berawal dari pertanyaan adik tentang tempat wisata di daerah Solo dan sekitarnya yang menarik. Dari beberapa pilihan, kami memutuskan Jurug karena tempat itu yang sepertinya paling menarik untuk semua kalangan. Tujuan utama piknik ini untuk merayakan ulang tahun adik sekaligus anaknya (3thn) yang selang beberapa hari. Sekalian mengajak keluarga mengunjungi saudara di dekat Bonbin Jurug.

Setelah masuk melalui loket pertama kali kita akan disuguhi binatang khas kebun binatang, gajah. Kalau berani ada dua ekor gajah yang siap ditunggangi ditemani pawangnya. Lima ribu sekali puter, tapi ya cuma beberapa meter :D Selanjutnya berbagai macam burung terlihat dalam sangkar yang besar. Walaupun tidak lengkap tapi sudah cukup banyak macamnya.

02 Januari, 2014

Camping (Wisata Kuliner) di Pos Mawar

Berawal dari foto Umbul Sidomukti yang lewat di timeline twitter, saya tertarik untuk ikut nimbrung rencana camping temen saya beserta rombongannya dari Purwokerto. Seingat saya, ini adalah camping ketiga ssampai seumur hidup saya. Dua sebelumnya itu waktu pramuka SD dan SMP, sudah lupa rasanya. Ketertarikan saya ini sebenarnya karena foto Umbul Sidomukti, pengen ke sana lagi. Ternyata mereka tidak jadi mampir karena USM terlalu penuh, mungkin karena pas liburan akhir tahun. Tidak menarik lagi kalau penuh orang. Jadi ahad siang mereka langsung menuju ke Pos Mawar untuk camping.

Pos Mawar adalah pos pertama untuk pendakian Gunung Ungaran. Akses untuk menuju ke sana cukup mudah, baik menggunakan motor atau mobil. Tempatnya berada di atas Umbul Sidomukti, sekitar 400 m. Pada akhir pekan biasanya ramai pengunjung yang ingin sekedar camping atau mendaki ke Gunung Ungaran. Kecuali akhir tahun ini memang banyak yang berkunjung (kata penjaganya). Selain akses mudah, yang membuat orang tertarik ke sini adalah fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari air yang melimpah (empat kamar mandi), mushola, warung makan, listrik (di warung) dan keamanan. Areanya lumayan luas, cukup untuk menampung belasan tenda dan waktu kami ke sana area camping sepertinya sedang diperluas.