29 Februari, 2008

Efek Kakus

Bila anda memasuki kakus (WC) yang kotor pertama kali masuk, akan terasa bau busuknya luar biasa, tetapi setelah anda berada didalam sepuluh menit, maka tidak terasa lagi baunya.

Apakah berarti sudah tidak ada lagi baunya? Pasti bukan ! Baunya masih ada, tetapi hidung kita telah "menyesuaikan diri" dengan bau itu.

Dalam kehidupan kita banyak sekali Efek Kakus terjadi dalam kehidupan kita tanpa kita sadari. Pikirkan beberapa contoh ini:

1. Teman/Family/Orang dekat kita yang sangat jelek secara fisik sampai level "menakutkan", bila kita ketemu setiap hari, maka lama kelamaan terasa "biasa" juga.

2. Jalan TOL yang tersumbat lumpur Lapindo pertama terjadi membuat kita bingung luar biasa, setelah 3 bulan, seseorang yang harus sering bermobil Surabaya-Malang ya sudah merasa terbiasa untuk memilih milih jalan dan menerima perjalanan yang seharunya 2 jam menjadi 4 jam sebagai sebuah "kenyataan".

3. Seorang pebisnis sukses yang tiba2 diberitahu mendapat penyakit jantung kronis dan harus "by-pass" di Australia, dan shock berat awalnya, setelah operasi merasa itu hal umum dan wajar saja.

Nah, kita tahu kemampuan manusia untuk beradaptasi terhadap sekelilingnya memang luar biasa. Efek Kakus dalam kehidupan kita terjadi disemua lini. Kita sadari itu. Bisnis yang sulit karena barang China masuk terus secara illegal ke Indonesia juga sudah dianggap kenyataan yang tak terpungkiri lagi. Mata uang kita yang sering fluktuasipun sudah dianggap umum.

Maka bagaimana kita dapat belajar dan mengambil "keuntungan" dari Efek Kakus ini? Beberapa hal yang dapat kita coba:

1. Paksakan untuk bekerja lebih keras, memang tidak enak awalnya, tapi kalau kita paksakan terus, makan akan terjadi Efek Kakus dan kita akan terbiasa dengan hal ini dan menjadi pekerja yang lebih baik.

2. Cobalah selalu menciptakan network persahabatan baru. Awalnya terasa tidak enak, tetapi setelah terbiasa kita akan menjadi orang yang lebih sukses dengan kekuatan jaringan kita.

3. Berpikir dan bertindak kreatif selalu. Memang awalnya susah dan tidak "natural" terutama buat mereka yang jarang ber inovasi, tetapi kalau kita coba terus akan menjadi terbiasa juga.

Nah, ini adalah cara kita membentuk kebiasaan baik dalam kehidupan kita ini.


-tanadisantoso.com

23 Februari, 2008

Belajar Bicara

Seorang ibu bertanya kepada tetangganya yang sedang menggendong anaknya yang berumur sekitar 1 tahun.

ibu: Wah..anaknya lucu ya Bu....
umurnya berapa sih?
tetangga: Alhamdulillah...13 bulan Bu.
ibu: Ooo 13 bulan...
sudah mulai diajari bicara dikit-dikit Bu?
tetangga: Ya tentau sudah...
Cuma masalahnya sekarang bagaimana caranya saya untuk mengajarinya diam.
ibu: #@.!*%$

17 Februari, 2008

00:50


Saat ini pukul 00:50
dalam keheningan masih ramai terdengar
titik-titik hujan berjatuhan di sekitar halaman
terdengar suara gemuruh petir dari kejauhan
memecah kesunyian malam

ku masih berbaring di atas kasur
di sudut kamar tempat biasa aku mendengkur
entah mengapa pedih mata masih saja terbuka
apa karena pedih hati ku tak bisa pejamkan mata ini?

ah... sudah lah...
ku tulis bait-bait ini
tuk sekedar ungkapkan kegalauan hati
berharap tidur pulas malam ini
dan semoga tak kan terulang di kemudian hari

15 Februari, 2008

Kotak semu

Dudukku menatapmu
berdiriku menghampirimu

ku pandang hari demi hari tiada jemu

sekotak cerita semu


melayang jauh pikiran

ikuti perintah setan

waktu berlalu bersama malam

berbekas noda-noda hitam


setelah kulihat dia

setelah kudengar dia

basah mata penuh dosa
pikiran keruh tak kuasa

inginku lepas bebas

tapi diri tak mengerti mengapa bisa begini

tapi pikiran ini belum juga puas


inginku hapus noda ini

tapi hati masih terbolak balik

tapi iman masih turun naik

inginku ini, inginku itu, inginku sekali

12 Februari, 2008

Puaskah anda dengan bentuk fisik anda?

Kecantikan ataupun kesempurnaan secara fisik bersifat sangat relatif. Setiap orang pasti pernah merasakan ketidakpuasan dengan penampilan fisiknya, mulai dari, wajah, rambut, lengan, pinggul ataupun bagian lainnya. Namun, saat ini sudah banyak produk kecantikan, pemutih wajah, dan obat pelangsing yang cukup diminati oleh semua orang.

Kondisi dimana kita merasa tidak puas dengan penampilan fisik diistilahkan sebagai body dysmorphic disorder (BDD). Mungkin istilah itu masih asing di telinga kita, namun bukan hal yang mustahil jika di sekitar kita banyak yang menderita sindrom tersebut. Sindrom BDD dapat mengakibatkan seseorang tidak hanya merasa tertekan, tapi juga akan menurunkan fungsi seseorang dalam kehidupan sosial, keluarga, pekerjaan, dan bidang kehidupan lainnya.

Penderita BDD sangat terganggu dengan penampilan fisiknya karena mereka merasa memiliki kekurangan yang fatal atau menganggap diri aneh dan buruk rupa (padahal mungkin saja orang lain tidak menilai demikian). Penderita BDD umumnya akan mengerahkan berbagai upaya untuk menutupi kekurangan fisiknya. Beberapa karakteristik pada mereka yang mengalami sindrom BDD:
  1. Konsep diri negatif dan tidak percaya diri.
  2. Penderita BDD biasanya memandang dan menilai dirinya secara negatif.
  3. Mereka cenderung tidak percaya diri sehingga sulit membina hubungan dengan orang lain.
  4. Karena merasa kurang menarik, penderita BDD sering merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah komunitasnya. Ada perasaan takut dijauhi, dikucilkan, dan diabaikan.
  5. Penderita BDD terkadang terlalu sensitif dan khawatir jika orang lain memperhatikan kekurangannya sehingga berjuang keras untuk menutupi kekurangan tersebut, misalnya dengan:
  • Berlama-lama di depan cermin.
  • Selalu memfokuskan kekurangan diri untuk dibandingkan dengan orang lain.
  • Sering meminta konfirmasi ke orang lain bahwa dia baik-baik saja.
  • Berdandan berlebihan untuk menutupi kekurangan.
  • Diet yang sangat ketat.
  • Berulang-ulang menyentuh bagian tubuh yang dinilai sebagai kekurangan dirinya.
  • Rajin berkonsultasi ke dermatologis atau ahli kosmetik tertentu.
  • Banyak membaca buku-buku yang mengupas masalah kekurangan diri secara fisik.
  • Menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk mengurusi penampilannya (1-3 jam setiap hari).
  • Menghindari situasi sosial yang mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi sosial. Pada umumnya gejala BDD mulai tampak ketika seseorang berada dalam masa remaja. BDD berlangsung selama bertahun-tahun dan kian memburuk kondisinya bila tidak ditangani secara benar.

Dalam dunia kedokteran, memang sudah dikembangkan cara penanganan BDD dengan menggunakan obat-obatan. Salah satunya adalah SSRI (selective serotonin-reuptake inhibitors). Namun, obat saja tidaklah cukup. Jika seseorang sudah mengalami BDD, mereka sebaiknya menjalani psikoterapi agar mereka mampu memahami akar permasalahan sebenarnya. Dengan demikian, dapat dibangun konsep dan pola pikir yang lebih positif dan obyektif dalam menilai diri sendiri.

info-sehat.com

06 Februari, 2008

Beban Diri

Andai boleh mengungkap beban diri
ingin rasanya tuangkan isi hati
kata indah penuh makna hanya terangkai dalam benak ini
kata indah penuh rindu selalu menghiasi isi hati

Ya Allah, inikah godaan yang begitu berat yang Kau berikan
tiap bisikan mengajak pada yang salah
tiap bisikan mengajak pada kemaksiatan
Malam ini ku bermunajat kepadamu
Ya Allah, mudahkanlah perkara ini

Yang kusadari
tegur sapa kadang menghanyutkan suasana
salam rindu dan canda menghiasi alur cerita
hati tersentuh jiwapun melayang bersama
inilah beban yang kurasa



*puisi kiriman seseorang yg tidak mau disebutkan namanya

04 Februari, 2008

Ruang sepi

Kulewati ruang
kulewati waktu terbuang
kulalui hari tanpa arti
minggu berlalu membisu sepi

Bergnakah hidupku di dunia
jika tak lagi mengingat-Mu
terlupa akan tujuan hidupku
terlena oleh dunia fana

Ku harus bisa merubah
sikap yang membuatku kalah
sifat yang membuatku menyerah
rasa yang membuatku semakin lemah