31 Maret, 2008

Kamus Bahasa Arab Online

Mungkin sudah banyak yang membahas masalah ini. Tapi apa salahnya dibahas lagi di sini.

Untuk memudahkan kita dalam mengartikan bahasa Indonesia ke Arabic atau sebaliknya web ini sangat bermanfaat. Didukung dengan kemudahan-kemudahannya. Pencarian kata untuk bahasa Arab - Indo dan Indo - Arab ada di web bagian atas kamus bahasa Arab online ini, selain itu juga tersedia terjemah nama [orang (yang bukan berasal dari nama arab), nama kota, nama negara, nama tempat dan lain-lain] dan terjemah angka. Tapi untuk bisa mengakses terjemah nama (pego) dan angka kamu diharus daftar dulu. Jangan kawatir, gratis kok! :D


Baiknya baca dulu petunjuk penggunaan sebelum menggunakan kamus online ini. Untuk menggunakan Arab - Indo kamu juga mesti tahu arabic keyboard untuk memudahkan, berikut ini gambar peta arabic keyboard (klik gambar untuk lebih jelas)

Menu lain yang tidak kalah menarik yaitu nama-nama islami, kirim email bahasa arab, mencari tulisan arab di google dan lain-lain. Lebih lengkapnya silakan kunjungi kamus bahasa Arab online.

Disamping kamus Indo - Arab ada juga kamus English - Arabic - English yang menunya hampir sama dengan kamus Indo - Arab, cuma lebih simple aja.

26 Maret, 2008

egoisme



tulis...

sesuatu yang bisa
menulis....
sesuatu yang tak seharusnya ada
tertulis...
sesuatu yang tak berarti

akankah keybord ini bicara
semua apa adanya
atau hanya menunggu jari-jari bisu
menggoreskan luka biru


huruf-huruf itu pun mencipta
mencipta makna
makna rasa di jiwa

entah suka atau luka
tetap saja tak peduli
entah sedih atau gembira
tak hiraukan yang terjadi

egois...
memang...
dan kusadari itu
dulu...

dan kau pun ingatkanku
akan sebuah rasa
rasa berbagi, rasa memberi
kehadiranmu memaksaku
tuk bagikan titik-titik rasa suka
tuk berikan secuil derita

berbagi suka dan duka
saat sedih maupun gembira
mulai saat ini dan selamanya





image from here

21 Maret, 2008

Beberapa Kesalahan dalam Penggunaan Ponsel

Meskipun teknologi memudahkan aktifitas manusia, namun WHO menyimpulkan penggunaan ponsel secara terus menerus selama 5-18 tahun atau lebih menimbulkan resiko lebih tinggi terkena serangan kanker darah (leukemia) atau kanker pankreas. Seorang yang sering tekena radiasi ponsel, cepat atau lambat, dapat mengalami efek detrimental pada otak.

Riset medis di Amerika Serikat menunjukkan, laki-laki yang menggunakan ponsel lebih dari 4 jam setiap hari mengalami penurunan jumlah sel mani sebesar 40% dibandingkan laki-laki yg pemakaian ponselnya lebih rendah..Ada 6 fakta perilaku yang ternyata secara medis berpengaruh kepada si pengguna ponsel:

  1. Menggantungkan ponsel di leher atau pinggang

Hal ini memang sudah biasa dilakukan oleh kebanyakan orang karena terasa lebih praktis. Namun fakta medis berbicara lain. Menyimpan ponsel di sekitar area leher berbahaya bagi penderita arrhythmia atau gangguan irama jantung. Fungsi jantung menjadi tidak sempurna akibat pengaruh radiasi dari ponsel yang menggantung di sekitar dada.
Solusi:
Simpan ponsel dalam tas, dompet atau sarung dengan cara di genggam, bukan diikat pada pinggang atau digantungkan di leher

  1. Langsuung menempelkan ponsel di telinga ketika hubungan belum tersambung

Umumnya, begitu memencet nomor yang ingin dihubugi, pengguna langsung menempelkan ponsel di telinga untuk mendengarkan apakah nada sudah tersambung. Padahal percakapan belum dimulai sedetikpun.
Solusi:
- ketika hubungan telepon belum tersambung, radiasi akan bertambah kuat. Beri selang waktu 5 detik untuk kemudian menelepon ulang kembali.
- Menempelkan ponsel di telinga ketika menelepon

  1. Menempelkan ponsel di telinga ketika menelepon

Kelemahan suara yang dihasilkan sebuah ponsel bisa jadi alasan kenapa banyak orang yang tidak memberi jarak sedikitpun antara telinga dan ponsel yang digunakan.
Solusi:
- memberi jarak antara telinga dan ponsel anda
- pilih operator dan ponsel yang mampu memberikan jaringan dan sinyal yang baik.

  1. Melakukan percakapan terlalu lama

Tarif murah yang diberikan operator seperti memberi jalan tol bagi user untuk tak bosan bicara berjam-jam lewat ponsel. Padahal jika ponsel mulai terasa panas, anda tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Solusi:
- gunakan handsfree untuk mengurangi radiasi
- jika harus terpaksa menelepon dalam jangka waktu lama, letakkan ponsel secara bergantian di kiri dan kanan telinga setiap 1-2 menit
- bila perlu, buat saja janji untuk bertemu.

  1. Bicara sambil mojok di sudut tembok, dan berbisik-bisik saat menerima telepon

Menelepon dengan bersembunyi di sudut ruangan lebih membahayakan kesehatan. Dalam kondisi umum, penutupan sinyal di sudut ruangan dapat menyebabkan daya radiasi ponsel pada ponsel pada sudut tertentu bertambah besar.
Solusi:
- usahakan untukk mencari ruangan terbuka untuk berkomunikasi via ponsel
- jangan menggunakan ponsel untuk bergosip

  1. Menelepon sambil mondar mandir
Tanpa kita sadari, sejumlah orang suka berjalan-jalan ketika menelepon. Padahal menggerakan ponsel ketika menelepon menyebabkan ketidak stabilan sinyal yang diterima. Kalau sudah begitu, terjadi perubahan daya tinggi dalam waktu singkat yang tidak diperlukan.
Solusi:
- cari posisi yang nyaman
- berhenti dan diam ketika menelepon, karena menelepon hanya membutuhkan suara dan ponsel sebagai perantaranya
- membuat kebiasaan baru: tidak menjadi orang yang terlalu sibuk untuk sekadar menerim telelepon
- tidak menerima telepon sama sekali jika anda sedang bergerak

FORSEL edisi Feb 2008

12 Maret, 2008

Cita-cita setinggi jemuran

Pepatah lama mengatakan "gantungkan cita-citamu setinggi langit" atau "setinggi bintang". Tapi apa ga ketinggian menggantungkan cita-cita kita setinggi langit atau setinggi bintang? Lagi pula jauh dan susah untuk mencapainya.

Kalau kita gantungkan cita-cita kita setinggi jemuran kan ga ada salahnya? Ga usah sampe ke bintang atau planet mars atau yang muluk-muluk, kan jemuran lebih dekat dengan kita dan lebih mudah dicapai. Nah, kalau cita-cita kita sudah tercapai, baru melangkah yang lebih tinggi. Gantungkan cita-cita kita di pohon mangga. Begitu cita-cita itu sudah tercapai gantungkan di tempat yang lebih tinggi bukit, gunung, puncak2 yang tinggi. betapa banyak orang cita dengan perancanaan hebat pembangunan luar biasa kandas di tengah jalan tak ada yang dicapai dan tak ada yang tertinggal selain kenangan pahit yang itu-itu saja.

Ingat: 1 pohon bisa memulai hutan yang lebat!

06 Maret, 2008

Jadilah Kita Seperti Lebah

Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar) 
Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”

Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)
Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:

Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).

Mengeluarkan yang bersih. Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya! Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan.
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.

Tidak pernah merusak. Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.


Bekerja keras. Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras?
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya “dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.

Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu. Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a’lam.


sumber: dakwatuna.com

03 Maret, 2008

Rinduku kepada pagi

Sudah lama tak kurasakan sejuknya embun pagi
Titik-titik air embun di dedaunan menambah keindahan pagi
Kadang kabut lewat di antara sisi-sisi ruang kosong, bersembunyi dari teriknya mentari
Dinginnya angin menyapu wajah kantukku
Suasana pagi yang menyegarkan raga dari kelesuan dan kemalasan
Nikmat Tuhan yang mana yg dapat aku sembunyikan

Tapi apa yang kurasa pagi ini
Terdiam dan heningnya pagi tak bisa buatku rasakan arti ketenangan
Tak kulihat titik-titik embun di halaman
Hanya sedikit rumput di sela-sela keretakan hamparan beton
Dinginnya angin tak bisa menyentuh pori-pori wajah
pagi yang hambar untuk memulai arah

Moga esok kan datang dengan pagi yang ku rindukan
Moga esok kan dimulai dengan pagi yang berarti