27 Oktober, 2012

Analisa kecepatan (membuka) blog

Salah satu sebab pengunjung blog betah membaca posting kita adalah desain blog. Tulisan yang nyaman dibaca dan kecepatan akses blog. Tahu sendiri bagaimana kecepatan rata-rata internet di Indonesia ini bagaimana. Jika tidak didukung dengan kecepatan akses blog, sebagus apapun desain blog kita tidak akan banyak pengunjungnya karena tidak semua (atau mungkin sebagian besar) pengunjung punya koneksi internet yang mumpuni. Tapi bukan berarti dengan desain sangat minimalis yang akan membuat pengunjung bosan. Sudah banyak blogger-blogger senior yang membahas bagaimana membuat blog cepat diakses, jadi saya tidak akan membahasnya. Kreatif dikitlah, googling.

Jika kita termasuk orang yang beruntung dengan kecepatan internet di atas rata-rata, semua blog akan terasa ringan dibuka. Tapi blog kita tidak cuma dibuka oleh orang-orang yang seberuntung kita. Jadi blog perlu dianalisa apakah termasuk blog yang berat dibuka atau tidak. Hampir semua blogger menyarankan untuk tidak memasang gambar dan javascript yang banyak di blog agar lebih cepat diakses. Jika sudah terlanjur banyak dan harus dikurangi, mana gambar dan javascript yang harus dikurangi atau dikompres ukurannya? Nah, hal ini yang harus kita analisa. Ada beberapa web yang bisa digunakan untuk menganalisa, tapi saya menggunakan 2 web berikut:

19 Oktober, 2012

Dikit-dikit syirik

Sebagian mereka ada yang alergi ketika mendengar kata ini. Syirik. Terutama jika disandingkan dengan kata ramalan. Dengan bermacam-macam alasan mereka kemukakan. Merasa benar dengan seribu pembelaan bermodalkan persangkaan. Ketika hati mengeras sedikit getaran gendang telinga akan terasa seperti gempa, panik. Hati tertusuk duri bagai dielus-elus, dipijati. Nasehat yang lewat bagai kulit tersayat, menghindar takut tersakiti.

Alasan, pembelaan, pembenaran tak kan merubah sedikitpun hakikatnya. Dikiranya cuma hiburan semata, mengisi waktu luang dengan membaca. "Cuma penasaran dengan isinya", katanya. Berita buruk ditinggalkan, percaya yang baik-baik saja. Atau setidaknya menimbulkan rasa optimis dengan berita gembira. Atau dengan alasan lain yang sepertinya tidak masalah dan baik menurut akal (sebagian) kita.

Ghaib adalah sesuatu yang tertutup dari indra pendengaran, penglihatan, penciuman dan perasa. Masa sekarang, masa lalu maupun masa yang akan datang.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S 31:34)

Sama saja, apakah percaya atau tidak. Hakikatnya (sengaja) membaca untuk mengetahui, mendatangi untuk bertanya. Konsekuensinya 40 hari sholat kita tidak diterima-Nya, itu jika hanya bertanya. Beda halnya jika percaya, maka ia telah kufur pada Al Qur'an. Jika saja kita mau sedikit berfikir, percuma buang waktu sia-sia. Sekiranya terbuka hati nurani, tak akan enggan patuhi perintah ilahi.

Saya sendiri masih miskin ilmu, untuk lebih jelas tentang ghaib dan ramalan silakan baca link di bawah ini.
http://abusalmanz.wordpress.com/page-1/ (tentang apa itu Ghaib)
http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2807-dosa-besar-akibat-membaca-ramalan-bintang.html

Terlalu serius? Relatif, apakah kita menganggap dosa besar ini hal yang penting atau hal yang biasa saja.
Allahu a'lam :)

11 Oktober, 2012

Hidup ibarat mengayuh di atas sepeda

Hidup ibarat mengayuh di atas sepeda, selalu bergerak dinamis mulai dari titik nol. Dimulai dengan kayuhan pertama dan terus menerus mengayuh tanpa henti, hingga mencapai tempat tujuan yang telah ditargetkan.

Di atas sepeda, hati, pikiran dan seluruh energi serta ambisi kita pun didamaikan, agar satu sama lain bergerak selaras, seiring dengan seni kayuhan yang mampu kita mainkan.

Kita kerahkan kemampuan, juga tetap jaga keseimbangan dengan target perjalanan hingga turun naik melewati segala rintangan. Kita akan belajar tegas untuk tetap menempuh tujuan dengan berjalan secara damai, setinggi dan seterjal apapun puncak yang harus didaki.

Manakala puncak tertinggi telah kita lewati, mulailah kita mengayuh untuk turunan tajam, penuh kelokan licin hingga menjaga keseimbangan pun wajib ditingkatkan agar hidup tak lagi kebablasan.

Di atas sepeda kita dilatih bijak, kapan harus mengerem diri dan kapan melonggarkan tekanan. Menjaga keseimbangan agar semua terkendali hingga tak jatuh tersungkur. Andai pun jatuh bukan berarti boleh menyerah, tak juga lantas kita harus berhenti, karena berhenti di tengah jalan bukanlah pilihan mereka yang yakin bisa terus mengayuh berpacu memenangkan masa depan.

Mengayuh, mengerem, menjaga keseimbangan hingga menempatkan target dan berlatih pantang menyerah, itulah inti sebuah kesabaran.

Tuhan bersama orang yang berusaha bukan bersama mereka yang penuh galau keraguan. Keraguan adalah pantang bagi para pesepeda sejati. Tuhan memberikan kekuatan pada siapapun yang meyakininya dalam menempuh beragam perjalanan kita terus menguatkan diri untuk terus menguatkan kayuhan dalam kelelahan.

Untuk memenangkan masa depan maka berhentilah banyak bicara, berdalil penuh teori. Berteorilah sepanjang hari di layar TV, niscaya Anda tak akan kemana-mana, tak bergerak kemana-mana, diam di tempat dengan sejuta mimpi yang kosong.

Hidup juga seperti bersepeda tak perlu banyak teori.
Kayuhlah sepedamu, maka engkau akan sampai ke tujuan..!!


sumber: indo.bicycle4you

10 Oktober, 2012

Mencari Ratu Bidadari


Ini bukan tentang mencari Miss Indonesia
Bukan hanya mencari paras kempling
Bukan melulu badan langsing

Ini bukan tentang mencari pembantu
Bukan mencari tukang masak atau tukang cuci baju
Bukan tentang mencari babysitter
Bukan mencari pembuat anak dan penjaganya
Bukan pula mencari koki
Bukan mencari tukang masak yang ahli

Ini tentang mencari pendidik
Pencipta generasi tangguh
pejuang dakwah tanpa keluh

Ini tentang mencari teman
Teman hidup dan teman setelah mati
Mencari teman abadi
Teman di dunia dan di surga nanti
Mencari ratu bidadari