03 Maret, 2012

Puisi untuk bidadari


Kutuliskan pagi ini untukmu
Engkau yang digambarkan dengan indah olehNya
Lam yathmishunna insun qoblahum wa la jaann
Belum tersentuh sebelumnya oleh manusia dan jin

Kucoba tulis dengan sepenuh hati
Mudah-mudahan kau baca dengan matamu
yang pula dibentuk tanpa cela olehNya
Wa huurun ‘iin … Bermata jeli

Jika Surga disebut ayat suci dengan maqoomin aamin
Tempat yang aman
Maka disanalah orang-orang yang dadanya penuh keyakinan
Melabuhkan harapan …

Kutuliskan puisi sederhana ini untukmu
Dengan ribuan pertanyaan
Adakah mungkin maqoomin aamin itu terbit di dunia
Tempat dimana kutitipkan harapan

Allah pula yang telah menciptakan aku
Sehingga kuserahkan padaNya pula penguasaan atas diriku
Mudah-mudahan Ia yang tetapkan hatiku memilihmu
Agar nanti padaNya saja kuserahkan penjagaan dirimu

Wahai yang diibaratkan olehNya dengan kalimat sempurna
Kaannahunna al yaquutu wal marjan
Permata yakuut dan marjan
Padamu kutuliskan rangkaian kata sederhana ini

Tak ada yang sempurna dalam pandangan manusia
Begitu pula aku dengan kesadaran atau tidak
Pastilah penuh cela dan aib yang belum kau sangka
Biar kuhibur hatiku dengan janji itu : Wa wa jadaka-a ‘iilan fa aghna

Engkau adalah ayatnya
Wa min aayatihi
Dari jenisku sendiri
An kholaqolakum min anfusikum azwajaa

Kuharap temukan ketentraman disana
Litaskunu ilaiha
Semoga keridhoanNya mengantarkan pada kasih dan sayang
Wa ja’ala bainakum mawadah wa rahmah
Sehingga makin terbuka akal kita akan kesyukuran dan kesabaran
Karena sungguh
Inna fi dzalika la aayatin li qaumin yatafakkaruun

Kini biar kujaga diriku
Agar nanti bisa tercapai asa itu bersamamu dalam sebuah mitsaqan ghaliza
Wahai bidadari di serambi hatiku
Khairaatun hisaan … huurun maqshuuraatun fiil khiyaam …

Amin ya Robbal ‘Alamin



Oleh : Reza Ervani
Bandung, 5 Maret 2008
Usai Subuh di Tepian Hati yang Bergemuruh

1 komentar: