29 Juli, 2010

Memulai, mempertahankan dan mengakhiri

Untuk memulai pertemanan tidak sulit. Kita kenalkan diri kita kepada seseorang yang belum kita kenal,kita ajak ngobrol. Sudah, dengan begitu kita sudah menjadi temannya. Untuk menjadi orang islam sangat mudah, hanya dengan baca syahadat saja kita sudah menjadi muslim. Untuk memulai berdagang juga tidaklah susah, caranya kita beli suatu barang kemudian kita jual lagi. Untuk memulai ngeblog itu gampang, hanya dengan modal email kita sudah bisa membuat blog gratis di blogger, wordpress, dagdigdug, blogdetik, dsb.

Lebih mudah lagi mengakhiri, tidak butuh banyak tenaga dan pikiran. Tapi di sisi lain seperti ada beban mental saat menghakhiri sesuatu, walapun nantinya akan terbisa juga. Yang dimaksud mudah di sini adalah mengakhiri sesuatu dengan mengesampingkan akibat. Berbeda jika mengakhiri sesuatu yang berhubungan erat dengan orang lain, apalagi orang banyak. Maka yang demikian akan lebih sulit, akibat/resikonya bukan hanya kita yang menerima tapi orang lain juga (berbeda keadaannya kalau kita tidak punya hati). Untuk itu pikirkan baik-baik sebelum mengakhiri sesuatu, apakah itu akan berimbas juga kepada orang lain atau tidak karena jika kita sudah mengakhiri sesuatu untuk memulai kembali akan lebih sulit daripada waktu pertama kali kita memulai.

Pada saat kita akan memulai sesuatu tentunya kita ada tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan itu sudah seharusnya kita mempertahankan atau bahkan meningkatkan sesuatu yang sudah kita mulai. Kita ingin melakukan penghijauan di daerah kita, lalu kita mengadakan penanaman pohon secara masal. Apakah tujuan penghijauan sudah tercapai hanya dengan menanam pohon? Jawabnya tergantung langkah kita selanjutnya, tetap memeliharanya atau membiarkannya tumbuh dengan sendirinya. Memelihara, mempertahankan atau merawat sesuatu berkali-kali lebih sulit daripada saat kita memulainya. Contoh yang lebih kongkret adalah blog ini. Untuk mempertahankan posting rutin tiap minggu saja susah, apalagi posting yang bermutu tiap hari :D Karena alasan itu pula yang menyebabkan saya berpikir ulang untuk beli domain. Karena akan sia-sia beli domain tapi tidak digunakan dengan selayaknya (pikirku) dan akan hilang .

Seperti halnya blogging, dalam beramal pun Alloh lebih suka amal yang terus menerus daripada amal yang banyak tapi cuma sesekali saja.
‘Aisyah r.a menuturkan, Muhammad Rasulullah s.a.w bersabda :  ” Beramalah kamu sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya Allah tidak pernah bosan (memberi pahala) sehingga kamu sendiri yang bosan beramal. Sedangkan amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara istiqomah (terus-menerus walaupun sedikit)” [HR. Muslim]
Mari ngeblog, mari beramal..
Jangan lupa istiqomah ;)

7 komentar: