Seperti yang dikatakan afiq, bahasa lisan dan tulisan jelas beda. Karena dalam tulisan tidak ada nada, tidak ada intonasi, mimik wajah dan sikap tubuh (seperti ketika berbicara) maka akan lebih sulit menyampaikan pesan lewat tulisan daripada melalui lisan. Sebagai gantinya, dalam tulisan ada kapital dan tanda baca (ditambah lagi bentuk tulisan jika itu tulisan tangan).
Sama-sama tulisan, beda yang baca bisa beda maknanya. Sama-sama huruf yang tersusun, beda tanda baca beda maknanya (ya! | ya?), beda bentuk beda maknanya (apa? | APA?). Untuk itu kita harus berhati-hati ketika menyampaikan pesan atau berkomunikasi melalui tulisan. Pernah clien marah-marah hanya karena tanda seru (!). Saya sendiri juga pernah diingatkan salah seorang teman tentang penggunaan kata 'saya' dan 'aku'. Untuk sebagian orang saya dan aku itu bisa menjadi sangat penting, untuk itu tidak ada salahnya kita lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tidak ada salahnya berfikir sebelum berkata, berangan sebelum bertindak, mengecek ulang sebelum tulisan dipublikasikan atau dikirim untuk menghindari kesalahpahaman atau miskomunikasi.
Mulai dari sekarang, mari kita benahi cara dan bahasa menulis kita. Apalagi blog, usahakan sesuai dengan EYD.
11 Agustus, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Setuju, terlebih semakin terbukanya komunikasi melalui situs jejaring seperti twitter dan facebook.
BalasHapuskalo semua disesuaikan EYD, kita bisa mati gaya.
BalasHapustapi lihat konteks siy, kalo mau yang nyante2 aja kaya'nya EYD+serapan yang ga baku boleh jg.
tp kalo itu mslh yg resmi, ya sepatutny dong pake bhs EYD.
EYD ~ cocok untuk tulisan2 formal
BalasHapusSetuju Banget!!
BalasHapuskrn, kadang salah tulis aja bisa dianggap berbeda maknanya oleh sbagian orang :D
**lam kenal, izin tukaran link
Salam Kenal dariku, artikel menarik :D Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin :D
BalasHapus