31 Desember, 2010

Filosofi kura-kura

Kura-kura yang sering digambarkan sebagai makhluk yang lambat namun bijaksana terkadang merupakan antitesis dari dunia yang sekarang bergerak demikian cepat. Untuk hari ini, ada baiknya kita bercermin pada kura-kura yang bergerak lambat namun hidupnya sarat dengan makna.

1. Alon-alon asal kelakon atau biar lambat asal selamat. Ini bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam berkendara. Ingat peribahasa “It’s better to lose one minute in your life than to lose your life in one minute.” Orang ingin cepat meskipun terkadang hasil yang dicapai jauh dari harapan. Ada baiknya kita mengerem sedikit dan menilik semua usaha kita agar tujuan kita tercapai dengan baik dan bukan tercapai dengan asal-asalan.

2. Perisai tempurung yang kuat. Kura-kura mempunyai tempurung yang kuat yang digunakan sebagai perlindungan dari bahaya. Semua orang juga ingin punya tempurung seperti itu. Saat dunia seakan-akan tidak berpihak ke diri kita, kita bisa menyembunyikan diri dalam tempurung kita untuk sementara supaya kita bisa menarik nafas, bersembunyi dan menyusun strategi lagi. Tempurung kita bisa berupa rumah, keluarga, lagu, cerita atau sekedar kenangan indah di masa lalu.

3. Fokus pada sedikit tujuan. Kura-kura tahu, bahwa dengan gerakannya yang lambat, dia tidak mampu untuk mengerjakan banyak hal. Jadi dia fokus kepada hal-hal yang ingin dia kerjakan dan kemudian dia memberikan perhatian penuh pada tujuannya itu. Manusia modern dengan segala yang serba instan, ingin banyak hal dengan cepat dan segera. Pada akhirnya, dia kehilangan fokus apa yang sebenarnya ingin dia kerjakan dan malah mengerjakan hal-hal yang tidak dia inginkan.

4. Kesabaran adalah kelebihan utama seekor kura-kura. Ada cerita tentang seekor kura-kura yang berjalan pelan di atas salju musim dingin. Monyet datang menghampiri dan bertanya mau ke mana kura-kura tersebut. Dijawab bahwa si kura-kura mau berenang di tepian danau. Monyet menertawakannya karena danau sekarang sedang beku total dan si kura-kura tidak mungkin berenang. Kura-kura cuma menjawab, “Pada saat aku sampai ke sana, danaunya sudah mencair.”

5. Lihat, dengar dan rasakan prosesnya. Dengan gerakannya yang lambat, kura-kura melihat banyak hal dalam perjalanan mencapai tujuannya. Dia melihat bagaimana petugas parkir menyeka wajahnya yang kepanasan, pedagang asongan berlari meloncat ke arah bus untuk menawarkan dagangannya, dan berbagai aspek kehidupan lain yang mungkin tidak kita sadari karena kita hanya fokus pada tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya.

6. Temukan kecepatan pribadimu sendiri dan jangan menjadi minder karenanya. Kura-kura menyadari bahwa dia mempunyai kecepatannya sendiri. Kecepatan yang menjadi miliknya sendiri dan tidak terpengaruh oleh kecepatan dunia di sekitarnya. Dia tidak berupaya untuk menjadi lebih cepat dan berganti nama menjadi kelinci. Dia bergerak sewajarnya, dan tidak merasa kesal jika ada yang bergerak lebih cepat darinya, karena kura-kura sudah menemukan kecepatan pribadinya sendiri.

Kura-kura yang lambat mungkin tidak cocok dengan dunia yang bergerak cepat sekarang ini. Namun, kura-kura adalah guru yang baik, guru yang menghargai setiap waktu yang dia punya dan menghargai kesempatan yang ada sepanjang waktu yang singkat tersebut.

resource: henrypranata.multiply.com

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(Q.S. Ar Ra'd: 4, Ar Ruum: 21, Az Zumar: 42)

22 Desember, 2010

My Facebook Status History

Kemarin dapat apps Facebook yg unik dari Kie. Apps yang dapat melihat status facebook kita mulai dari pertama sampai terakhir kita menggunakan apps tersebut. Hasil dari My status history status yang kita buat beserta tanggal dan jamnya. Berikut ini status pertama saya sampai posting ini saya buat, 22 Desember 2010 jam 20:20.
 

Jadi geli sendiri kalau baca status-status yang dulu :D
Silakan yang mau coba http://apps.facebook.com/mystatuses/

19 Desember, 2010

Ada hujan di balik awan hitam

awan beriringan di ujung mata
cahaya merangkak pergi entah kemana
mentari pun tak menampakkan senyumnya
entah benci keberadaanku
atau pada tingkah polahku yang tak menentu

aku diam
awan hitam berjajar berdatangan
suara gemuruh mulai terdengar dari kejauhan
sesekali kilat menyambar bersautan

aku lihat
titik-titik air langit mulai berjatuhan
ribuan...mungkin jutaan.
dan senyumku mulai melebar

aku suka
aku selalu suka hujan
suka caranya menyapa tiap jengkal tanah dan helai daun
suka caranya menyentuh tiap helai rambut dan pori kulitku
suka caranya bernyanyi melodi rintikan hati

aku suka
aku selalu suka pelangi
suka senyum indahnya
suka persahabatan warnanya
suka pesonanya yang memanjakan tiap mata

aku mengerti
ada kekuatan di balik mendung kelam
ada harapan di balik kegelapan
ada hujan di balik awan hitam
ada pelangi di balik gerimis dan mentari

14 Desember, 2010

Waduk Sermo dan Pantai Glagah

Hari Ahad, tgl 12 Desember 2010 kemarin saya yang kebetulan libur mengajak satu teman (sebenarnya banyak, tapi banyak juga yang tidak bisa) untuk mengisi liburan ke Yogyakarta. Dan yang menjadi tempat tujuan kami adalah Waduk Sermo dan Pantai Glagah. Alasan mengapa kami memilih 2 tempat itu adalah atas rekomendasi dari seseorang yang akan kami temui disana yang kebetulan tempatnya dekat. Ceritanya liburan sekalian kopdar gitu.

Saya bersama seorang teman kerja berangkat dari Salatiga tgl 11 Desember 2010 pukul 21:30. Kami memilih berangkat malam supaya waktu untuk kopdar lebih panjang dan sorenya kami sudah bisa berada di salatiga kembali (karena ada acara dengan teman kantor yang lain). Dengar semangat membara kami pacu kendaraan kami dari Salatiga hingga Yogyakarta dengan memakan waktu 2 jam dan sampai dengan selamat di Yogyakarta pukul 23:30 (maaf, agak lebay). Karena acara kopdar dimulai pagi hari, kami menginap dahulu (di masjid pinggir jalan) sambil istirahat melepas lelah.