Kuncinya pada pengulangan suku kata. Otak bayi merespon pengulangan tersebut dengan sangat baik. Itulah kesimpulan Judit Gervain, peneliti dari University British-Columbia, yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi terbaru.
Kesimpulan tersebut diambil setelah Gervain melakukan pemindaian terhadap 22 bayi yang baru berusia 2-3 hari. Kepada bayi-bayi tersebut diperdengarkan sejumlah kata yang mengandung perulangan, seperti mubaba dan penana dan yang tidak seperti mibage dan penaku.
Saat kata yang mengandung bentuk perulangan diperdengarkan, otak bayi di bagian temporal dan frontal kiri bereaksi. Sebaliknya, saat kata yang tidak mengandung perulangan diberikan, tidak ada bagian otak yang memberikan respon dominan.
"Hal tersebut mungkin yang membuat banyak penutur berbagai bahasa tanpa sengaja memiliki daftar kata berulang untuk anak-anaknya," ujar Gervain. Hasil penelitiannya juga sesuai dengan fakta bahwa pusat bahasa pada orang dewasa yang tidak kidal berada di otak kiri.
Jadi, sudah jelas mengapa kata "mama" atau "papa", "tata", "dada", dan sejenisnya paling mudah untuk melatih vokal bayi. Temuan ini juga mengindikasikan bahwa kemampuan untuk mengenali kata yang mengandung perulangan merupakan sifat dasar otak manusia. Sifat inilah yang membuat dapat belajar bahasa ibu secara sistematis dan efisien.
pasti terinsipari oleh kisah perahu kertas yang kemarin *off the record* :D
BalasHapushhahaa, nanti ty mau ajarin bayi tya langsung berenang di laut aaah, heheh gak nyambung yah dii?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuscoba kata pertama yang keluar dari bayi...kipli
BalasHapuswah besok anakQ ah, tak setting dulu..
hahahahahah
**txs pengetahuannya**
kata dosen pronunciation aq, itu karena kata bilabial yang paling mudah disebut oleh bayi, seperti kata mama
BalasHapus