27 Mei, 2010

Terima kasih, sudah kenyang

"Terima kasih, sudah kenyang" atau perkataan, "Ndak usah repot-repot". Sebuah kata-kata yang mungkin sudah biasa kita dengar ketika seorang ditawari makan atau ketika tuan rumah menghidangkan makanan dan minuman. Entah itu memang sudah kenyang beneran atau cuma basa-basi aja. Mungkin itu sudah menjadi kebisaan budaya timur, ada sedikit rasa malu untuk mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya. Mengungkapkan sesuatu yang seharusnya dikatakan. Atau biasa disebut malu-malu kucing. Emang susah ya bilang "terima kasih" tanpa ada embel-embel "sudah kenyang" atau "ndak usah repot-repot"? Sudah menjadi kewajiban tuan rumah untuk menghormati tamu dengan menghidangkan makanan dan minuman, dan menjadi kewajiban kita pula untuk menghormati tuan rumah dengan makan dan minum yang sudah disediakan untuk kita.

"Udah,ndak usah. Kita masih ada kok. Bener, udah ada." Itu kata-kata yang keluar ketika saya bersama adik ipar menjenguk bibinnya adik ipar saya yang sedang sakit dirumahnya. Padahal sakitnya tergolong bukan sakit ringan, katanya sudah beberapa kali operasi dan masih juga belum sembuh. Maksud adik ipar sih baik, sangat baik. Sebagai ponakan yg sudah berumah tangga (walaupun baru beberapa bulan) dan bekerja, dia merasa ada kewajiban membantu bibinya dengan uang yang mungkin tidak seberapa yang mungkin bisa meringankan beban untuk pengobatannya. Tapi gimana sikap mereka? Ya, mereka menolak. Walaupun kita tahu mereka membutuhkan uang itu. Bahkan sampai kita paksa pun mereka tetap tidak mau menerima. Entah merasa malu karena dibantu ponakannya, atau memang mereka udah mampu sehingga tidak perlu dibantu, atau karena basa-basi adat timur tadi? Ah,positif tingking aja. Apapun itu yang bisa kita lakukan yaitu membantu kesembuhannya dengan doa :)

Dengan cuma mengatakan "terima kasih" tanpa sudah kenyang, derajat kita tidak akan semakin rendah. Dengan mengatakan "terima kasih" tanpa menolak pemberian seseorang, derajat kita akan menurun. Dengan mengatakan hal yang demikian, bukan berarti kita tak tahu malu. Dan gengsi tidak akan meninggikan derajat seseorang (kecuali hanya untuk secuil orang).


pic from flickr.com

8 komentar:

  1. wah, klo itu mah aku banget. Pura2 kenyang, tp aslinya kelaperan, hahaha.

    Btw, pengalaman pribadi yo kang? :D

    BalasHapus
  2. ahhhh repot amat mas...
    kalu q siy slalu bilang "makasi...makasiii..."
    langsung deee makannnnnnnnnnnnnnnnn
    rejeki kog ditolak

    habis kalu q yg jadi tuan rumah, trus ngasi suguhan mrekane menolak, q juga tersinggung sih...
    hehe

    BalasHapus
  3. Tenang saja, itu tidak berlaku untuk q kuk, tak perlu berbasa-basi :D

    BalasHapus
  4. Wah .. lucuuuuu ... ijin baca artikel lagi yaaaaaaa

    BalasHapus
  5. memang ga baik nolak rejeki
    visit : akhmad06.student.ipb.ac.id

    BalasHapus
  6. bener tuh budaya ketimuran emang kayak itu...klo ditawarin sesuatu biasanya basa-basi kayak gitu deh..
    padahalkan menolak tawaran baik sesorangkan termasuk hal yang kurang bagus...


    http://kalamft-unsri.blogspot.com

    BalasHapus
  7. zafira AnjaNa eL-uLya16 Februari, 2011 10:00

    kaLo Q c tinggaL taNcap za...
    paeN juGa basa-basi
    NyseL pasTi di beLakaNg....

    BalasHapus