Doktrinasi tidak lain merupakan cara untuk mempengaruhi orang lain dengan sebuah pemaksaan apa yang ada di pikiran kita harus sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran orang lain, baik dalam bentuk dialog, debat, pertanyaan retoris, dan lain sebagainya. Cara ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk infiltrasi pemikiran dan biasa dipakai oleh orang – orang pengkader untuk merekrut kader yang kemudian siap untuk digerakkan.
Satu contoh di Jerman pada waktu NAZI berkuasa, Adolf Hitler melakukan upaya doktrinasi dengan menyuarakan seruan – seruan chauvinisme dengan slogan “ Ras Arya adalah pemimpin dunia “. Akibatnya memang cukup dahsyat. Buktinya dengan keberhasilan yang diperoleh tentara NAZI dalam melakukan Blitzkrieg ke daerah – daerah sekitar Jerman.
http://aasep.wordpress.com/2008/07/03/doktrinasi-vs-keteladanan/
Metode paling efektif untuk mendoktrinasi seseorang adalah dengan cara membuat orang tersebut berada dalam kondisi ”zero level”. Zero level ini merupakan sebuah kondisi dimana seseorang begitu lelah sampai tidak bisa berpikir dengan jernih, sehingga kalau kita katakan bahwa 2+2=5 disertai sedikit argumentasi yang kita buat sendiri, orang itu akan percaya.
Kondisi zero level bisa dicapai dengan cepat melalui eksploitasi kemampuan fisik manusia. Dengan kata lain, fisik kita dibuat begitu lelah, dan otak kita dibuat begitu bingung dengan berbagai orasi maupun debat yang berputar-putar sehingga akhirnya peserta ospek tidak lagi bisa berpikir dan mudah disusupi doktrin apapun yang diinginkan panitia. Contoh lain metode pencapaian zero level ini misalnya pada training ESQ. Bedanya, training ESQ menggunakan kekuatan sound system, suara-suara dan gambar-gambar dramatis untuk mempercepat zero level, untuk kemudian diledakkan dengan tangisan peserta. Saat itulah nilai-nilai ditanamkan. Sangat efektif, walaupun sangat mahal (terutama sound systemnya, karena panitia harus yakin sound system itu cukup kuat untuk memberi efek menggetarkan langsung sampai jantung anda).
http://awandiga.blogspot.com/2006/06/doktrinasi-cerita-cerita-dari-kereta.html
Seperti halnya 2 mata pisau, doktrinasi bisa kita gunakan untuk hal baik maupun buruk. Sesuatu yang sudah kita yakini, akan bisa berubah dengan adanya doktrinasi ini. Untuk itu harap hati-hati jika ada berada dalam kondisi zero level yang sewaktu-waktu bisa dimasuki doktrin-doktrin sesat. Rekaman di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung ini memperlihatkan betapa jauhnya mahasiswa-mahasiswa -yang sudah terdoktrin dengan Islam liberal- ini dari tuntunan Islam itu sendiri.
http://youtu.be/y0WjZLjXiIw
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
perlu pasang benteng yang tinggi dan kokoh, jangan cuman besi..baja sekalian... supaya doktrin itu tak bisa menembus.... wakakakakakaka :D
BalasHapusdalam setiap kehidupan pasti ada doktrinasi
BalasHapusdari negara ke[ada rakyatnya
dari atasan kepada bawahannya
dari agama kepda penganutnya
dari dan ke yang lainnya
tapi doktrin yang berlenihan itu tidak baik : )
BalasHapusberkunjung mencari info bermanfaat n salam kenal.....
BalasHapusfollow - follow back