Jalan-jalan kali ini masih bersama dengan rombongan (biar keliatan banyak) @kopdar_loenpia. Lokasi yang dipilih yaitu Curug Lawe - Benowo. Pertama kali denger itu, aku kira cuma 1 curug (Curug Lawe/Benowo). Ternyata ada 2, curug Lawe dan Curug Benowo. Lokasinya ada di desa Kalisidi, Gunungpati, Kab. Semarang. Biaya masuk (per tanggal 18 Desember 2011) sebesar Rp 3,000 dan parkir Rp 2,000. Cukup murah untuk wisata alam.
Jarak antara lokasi parkir dengan curug cukup jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Perjalanan awal melewat kebuh cengkeh dan saluran irigasi. Sebelah kanan irigasi tebing, sebelah kirinya jurang, jalan sempit, hanya bisa lewat 1 orang. Tapi lumayan, jalannya sebegian besar sudah beton, ga becek. Menengok sebelah kiri kita dimanjakan oleh pemandangan yang Subhanallah, indahnyaa. Tapi, lihat pemandangan sebelah kiri jangan sambil jalan. Ingat, jangan sambil jalan! Berhentilah sejenak ketika menengok kanan atau kiri, karena jalannya sempit dan sebelah kiri itu jurang. Sesampainya di bendungan (?), pangkal dari sumber irigasi warga kita bisa istirahat sejenak sebelum mulai jalan lagi. Dikarenakan rute selanjutnya jalan setapak dan sungai disarankan memakai sandal/sepatu gunung atau kalau tidak mau alas kakinya basah tanpa alas kaki juga boleh. Tenang...tidak ada duri tajam dan sejenisnya di sepanjang perjalanan. Total perjalanan dari parkiran sampe curug Benowo 1 jam lebih, perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Persiapkan fisik anda untuk itu. Bagi yang sudah terbiasa mungkin akan lebih menikmati pemandangan sekitarnya yang memanjakan mata dengan pohon-pohon rindang yang berusia (mungkin) putuhan tahun, dengan suara gemercik air dan sesekali suara burung.
Curug yang pertama kami kunjungi Curug Benowo. Tidak seperti curug lainnya, Curug Benowo berada di tebing yang bentuknya setengah tabung. Jadi, kita di bawah curug seperti berada di dalam tabung. Dengan cahaya yang tidak cukup banyak dan percikan air dari banyaknya curug yang mengelilingi kita menjadikan suasana bertambah dingin. Karena lokasi curug di tengah hutan, jauh dari pemukiman, rute menuju curug juga tidak mudah ditambah jarangnya pengunjung menyebabkan kurang terawatnya curug itu sendiri. Waktu saya ke sana banyak bekas pohon yang tumbang di sekitar curug dibiarkan begitu saja dan jembatan hanya berasal dari kayu (beberapa sudah rubuh). Namun dengan begitu malah terlihat lebih alami, tidak seperti Curug Sewu di Tawangmangu dan jelas Curug Benowo tidak kalah keren dari Curug Sewu Tawangmangu.
Setelah cukup puas di Curug Benowo , kemudian menuju ke lokasi kedua dan terakhir, Curug Lawe. Berbeda dengan sebelumnya, Curug Lawe lokasinya lebih luas. Jalan menuju ke sana juga tidak kalah menantang. Di Curug Lawe kita bisa lebih leluasa melihat alam sekitarnya. Nikmati tiap tetes airnya dan rasakan kesejukannya. Subhanallah..
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menikmati Curug Lawe dan Benowo adalah: pertama, perjalanan cukup panjang membutuhkan kondisi fisik yang fit. Kedua, Bawa air minum dan cemilan sendiri, di sepanjang perjalanan tidak ada yang jual makanan (kecuali yang ada di pos parkir).Ketiga, sesuaikan alas kaki untuk kondisi berbukit dan basah (misal: sandal gunung). Yang terakhir tidak kalah pentingnya, keempat, di sana tidak ada tempat sampah. Jadi tolong bekas makanan atau minuman jangan dibuang sembarangan, bawa kembali sampai menemukan tempat sampah.
Sekian jalan-jalan kali ini, semoga bisa membuat kita lebih menghargai dan menyayangi alam dan bersyukur pada yang menciptakan :)
Update:
Terima kasih @slamsr atas revisi nama curugnya :D
photo-photo yg lain bisa dilihat di album GPlus.
Curug yang pertama kami kunjungi Curug Benowo. Tidak seperti curug lainnya, Curug Benowo berada di tebing yang bentuknya setengah tabung. Jadi, kita di bawah curug seperti berada di dalam tabung. Dengan cahaya yang tidak cukup banyak dan percikan air dari banyaknya curug yang mengelilingi kita menjadikan suasana bertambah dingin. Karena lokasi curug di tengah hutan, jauh dari pemukiman, rute menuju curug juga tidak mudah ditambah jarangnya pengunjung menyebabkan kurang terawatnya curug itu sendiri. Waktu saya ke sana banyak bekas pohon yang tumbang di sekitar curug dibiarkan begitu saja dan jembatan hanya berasal dari kayu (beberapa sudah rubuh). Namun dengan begitu malah terlihat lebih alami, tidak seperti Curug Sewu di Tawangmangu dan jelas Curug Benowo tidak kalah keren dari Curug Sewu Tawangmangu.
Setelah cukup puas di Curug Benowo , kemudian menuju ke lokasi kedua dan terakhir, Curug Lawe. Berbeda dengan sebelumnya, Curug Lawe lokasinya lebih luas. Jalan menuju ke sana juga tidak kalah menantang. Di Curug Lawe kita bisa lebih leluasa melihat alam sekitarnya. Nikmati tiap tetes airnya dan rasakan kesejukannya. Subhanallah..
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menikmati Curug Lawe dan Benowo adalah: pertama, perjalanan cukup panjang membutuhkan kondisi fisik yang fit. Kedua, Bawa air minum dan cemilan sendiri, di sepanjang perjalanan tidak ada yang jual makanan (kecuali yang ada di pos parkir).Ketiga, sesuaikan alas kaki untuk kondisi berbukit dan basah (misal: sandal gunung). Yang terakhir tidak kalah pentingnya, keempat, di sana tidak ada tempat sampah. Jadi tolong bekas makanan atau minuman jangan dibuang sembarangan, bawa kembali sampai menemukan tempat sampah.
Sekian jalan-jalan kali ini, semoga bisa membuat kita lebih menghargai dan menyayangi alam dan bersyukur pada yang menciptakan :)
Update:
Terima kasih @slamsr atas revisi nama curugnya :D
photo-photo yg lain bisa dilihat di album GPlus.
Blog yang bagus ,
BalasHapussalam kenal .
jangan lupa mampir ya
eniwey kebalik tuh nama curugnya dee mardee,
BalasHapus@slamr: eh, he eh :)) kuwalik jebule...hahaha...
BalasHapusOK, tak revisine sik.
asik banget , , iso jalan² :|
BalasHapusbagus banget jd pengen kesana ~_~
BalasHapus