24 April, 2009

Keselamatan Anak di Tempat Umum

Beberapa bulan yang lalu kita dikagetkan oleh seorang bocah jatuh di mall daerah Bogor. Bocah berumur 4 tahun itu terjun bebas dari lantai 1 ke basement saat bermain di dekat jendela. Ini bukan kasus pertama anak tewas di tempat umum. Sebelumnya juga pernah ada anak usia 6 tahun jatuh dari lantai 3 di pusat perbelanjaan daerah Surabaya.

Bukan hanya di tempat perbelanjaan atau di tempat umum saja, kecelakaan serupa juga bisa terjadi di sekitar rumah kita. Seperti kemaren [23/04] di Jambi yang dialami oleh Ikbal (4) dan M Arif Maulana (5), ditemukan tewas tenggelam di sebuah sumur tua. Lagi-lagi ini juga karena kelalaian orang tua dalam mengawasi anak-anaknya.

Kecelakaan seperti diatas sebetulnya tidak perlu terjadi jika kita benar-benar sadar akan tanggung jawab kita dalam mengawasi anak-anak baik itu di sekitar rumah atau di tempat umum. Pada 2 kasus di awal tadi, bisakah kita menyalahkan pemilik atau pengelola gedung kalau ada anak (atau orang) yang memanjat pagar kemudian terjatuh dan tewas? Untuk pusat perbelanjaan, kita tahu rak itu bukan untuk dipanjat. Bisakah kita menyalahkan pemilik tempat perbelanjaan, apabila ada anak (atau orang) yang memanjatnya dan kemudian malah menimpa si anak dan akhirnya si anak tewas?

Alasan terlalu sibuk berbelanja adalah alasan klasik yang seharusnya tidak bisa diterima jika kita memang peduli dengan keselamatan anak di tempat perbelanjaan. Kalau sudah tahu perhatian akan teralihkan apabila berbelanja, lebih baik mengajak seseorang untuk menemani anak. Jadi kita bisa lebih leluasa ketika berbelanja dan anak pun tidak akan rewel karena tidak diajak ortunya. Jangan sampai anak-anak dibiarkan berkeliaran di tempat umum. Kalaupun kita tidak bisa mengajak seseorang untuk menemani anak yang hiper aktif saat diajak ke tempat umum, ada alternatif lain. Antara tangan ibu (ortu) dan anak dikaitkan dengan tali -yang nyaman tentunya- kira-kira 2 meteran. Jadi ketika di tempat umum anak bermain menjauh dari pengawasan ortunya tinggal tarik saja talinya:hihihi:. Kalau si anak tidak begitu rewel bisa ditinggal dirumah biar diawasi sementara orang rumah. Atau dititipkan saudara terdekat untuk sementara.

Melalaikan tanggung jawab sebagai orangtua lalu menyalahkan pihak lain menandakan ketidakdewasaan seseorang. Menyayangi anak bukan membiarkan dia bebas berkeliaran. Saat di tempat umum bersama anak-anak, awasi mereka lebih ketat. Ajarkan juga mengenai bahaya, supaya kelak anak menjadi dewasa dan bukan mewarisi kekonyolan orangtua.

10 komentar:

  1. jangan sampai mau enaknya tapi gak mau anaknya

    BalasHapus
  2. "Melalaikan tanggung jawab sebagai orangtua lalu menyalahkan pihak lain menandakan ketidakdewasaan seseorang"

    membaca kalimat tersebut membuatku ingat pada perkataan seorang teman: kadang menyalahkan orang lain akan terasa lebih puas mas :D

    BalasHapus
  3. Itu sih orang tua yang aneh.
    Apa gak ingat buatnya kan susah tuh.
    Butuh 20-30 juta.

    wakakkak

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. eh lupa..
    link exchange kawan...
    Boleh ka?

    BalasHapus
  6. ya bagaimanapun anak tetep musti dalam pengawasan yang ketat trutama dipusat perbelanjaan..

    BalasHapus
  7. sahabatku yang ramah.....
    aku komen disini aja ya..biar nggak ilang...
    begini bos... "Cari disini" tidak tampil mungkin karena anda menggunakan browser Google Chrome...mungkin ya...coba pake browser lain...
    Aku udah pasang kotak pencarian namanya NavBar..
    kenal nggak ma NavBar...???
    Kalo nggak tanaya ma om Google ajaHehehe...:D
    aku suka yg simpel2 aja sob...
    thx koreksinya...

    BalasHapus
  8. Mardee udah pantes banget klo punya anak, wehehehe

    BalasHapus
  9. Menurut saya anak harus belajar untuk mengerti bahaya... tentu saja orangtua sangat berperan penting. Sebenarnya membebaskan anak untuk bermain itu bagus karena dia bisa belajar mengenai susah, senang, sakit dll. Nah ini semua butuh peran orang tua untuk mengawasi.

    Kunjungi blog saya ya & beri koment ^_^

    BalasHapus
  10. salam,

    http://digitalcatalogue.net

    BalasHapus