Baru dua hari merasakan hari-hari tanpa handphone serasa ada yang kurang. Internetan juga cuma di kantor. Hampir lupa rasanya, padahal dulu sudah terbiasa. Sehari-hari tanpa komunikasi (via handphone), tanpa internet.
Apa yang ada di kepala sulit sekali diungkapkan, tapi kehilangan kali ini ada yang beda. Tidak grusa-grusu atau gundah gulana. Mengalir begitu saja. Tidak begitu merasa kehilangan. Bukan berarti HP tersebut tidak berharga buat saya, bahkan sebaliknya. Bukan berarti juga mudah mencari gantinya. Untuk membeli HP sejenis saya harus menyisihkan uang gaji beberapa bulan tanpa tabungan. Untuk kontak alhamdulillah sudah tersimpan di google contact. Foto-foto 90% lebih juga alhamdulillah sudah saya backup. Tidak ada video "3gp" juga, jadi tidak perlu kawatir tentang hal itu :D
Beberapa hal yang saya dapat dari kehilangan kali ini adalah; yang pertama, kita tidak pernah benar-benar memiliki. Harta benda apapun itu. Merasa memiliki sesuatu yang kita pakai, merasa memiliki sesuatu yang kita cinta. Rasanya itu biasa. Apapun hasil jerih payah, sekecil apapun itu akan jadi hal yang berharga. Pada awalnya. Lalu menjadi lumrah, menjadi biasa setelahnya. Merasa menjadi milik kita bagaimanapun keadaannya. Kepemilikan atas dasar prasangka. Padahal hanya berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Istilah syar'i-nya (halah) hanya pinjaman.
Yang kedua, Allah tahu mana yang terbaik untuk saya saat ini. Hampir dua tahun saya pegang ke sana ke mari, mungkin sudah saatnya ganti. hehehe.. Siapa tahu nanti Allah ganti dengan yang lebih baik. Namun saat ini yang saya kawatirkan (semoga tidak terjadi) adalah HP tersebut disalah gunakan. Semoga yang menemukan lebih membutuhkannya daripada saya.
Satu lagi pelajaran yang saya dapat;
Sekian saja curhatnya, semoga menjadi bahan renungan bersama.
Apa yang ada di kepala sulit sekali diungkapkan, tapi kehilangan kali ini ada yang beda. Tidak grusa-grusu atau gundah gulana. Mengalir begitu saja. Tidak begitu merasa kehilangan. Bukan berarti HP tersebut tidak berharga buat saya, bahkan sebaliknya. Bukan berarti juga mudah mencari gantinya. Untuk membeli HP sejenis saya harus menyisihkan uang gaji beberapa bulan tanpa tabungan. Untuk kontak alhamdulillah sudah tersimpan di google contact. Foto-foto 90% lebih juga alhamdulillah sudah saya backup. Tidak ada video "3gp" juga, jadi tidak perlu kawatir tentang hal itu :D
Beberapa hal yang saya dapat dari kehilangan kali ini adalah; yang pertama, kita tidak pernah benar-benar memiliki. Harta benda apapun itu. Merasa memiliki sesuatu yang kita pakai, merasa memiliki sesuatu yang kita cinta. Rasanya itu biasa. Apapun hasil jerih payah, sekecil apapun itu akan jadi hal yang berharga. Pada awalnya. Lalu menjadi lumrah, menjadi biasa setelahnya. Merasa menjadi milik kita bagaimanapun keadaannya. Kepemilikan atas dasar prasangka. Padahal hanya berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Istilah syar'i-nya (halah) hanya pinjaman.
Yang kedua, Allah tahu mana yang terbaik untuk saya saat ini. Hampir dua tahun saya pegang ke sana ke mari, mungkin sudah saatnya ganti. hehehe.. Siapa tahu nanti Allah ganti dengan yang lebih baik. Namun saat ini yang saya kawatirkan (semoga tidak terjadi) adalah HP tersebut disalah gunakan. Semoga yang menemukan lebih membutuhkannya daripada saya.
Satu lagi pelajaran yang saya dapat;
Kita mungkin bisa ikhlas ketika kehilangan, tapi bisakah kita ikhlas ketika menemukan?Ikhlas ketika kehilangan itu biasa, lalu bagaimana ikhlas ketika menemukan? Ketika menemukan sesuatu yang bukan hak kita, apa yang biasanya kita lakukan? Contoh sederhananya saat kita menemukan uang 50 ribu di jalan, apa yang akan dilakukan? Langsung masukkan kantong, lalu pura-pura tidak terjadi apa-apa atau diumumkan di tempat umum atas kepemilikan uang tersebut? Kebanyakan kita akan melakukan hal yang pertama. Itulah mengapa diperlukan ikhlas ketika menemukan, ikhlas atas sesuatu yang bukan menjadi hak kita.
Sekian saja curhatnya, semoga menjadi bahan renungan bersama.
numpang komen mas :D
BalasHapusiya kalo nemu barang yg bisa dicari yg punya, kalo misal uang gitu gimana? diserahin ke polisi? toh, kalo dikasihkan ke polisi (mungkin) masuk kantong sendiri. :)
kalau nemu uang ya sama, diumumkan.
Hapuscuma minimal waktu mengumumkan itu yg saya lupa.
jangan ke polisi, mending disedekahkan atas nama yg punya.