27 Desember, 2011

Curug Lawe dan Benowo

Jalan-jalan kali ini masih bersama dengan rombongan (biar keliatan banyak) @kopdar_loenpia. Lokasi yang dipilih yaitu Curug Lawe - Benowo. Pertama kali denger itu, aku kira cuma 1 curug (Curug Lawe/Benowo). Ternyata ada 2, curug Lawe dan Curug Benowo. Lokasinya ada di desa Kalisidi, Gunungpati, Kab. Semarang. Biaya masuk (per tanggal 18 Desember 2011) sebesar Rp 3,000 dan parkir Rp 2,000. Cukup murah untuk wisata alam.

Jarak antara lokasi parkir dengan curug cukup jauh dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Perjalanan awal melewat kebuh cengkeh dan saluran irigasi. Sebelah kanan irigasi tebing, sebelah kirinya jurang, jalan sempit, hanya bisa lewat 1 orang. Tapi lumayan, jalannya sebegian besar sudah beton, ga becek. Menengok sebelah kiri kita dimanjakan oleh pemandangan yang Subhanallah, indahnyaa. Tapi, lihat pemandangan sebelah kiri jangan sambil jalan. Ingat, jangan sambil jalan! Berhentilah sejenak ketika menengok kanan atau kiri, karena jalannya sempit dan sebelah kiri itu jurang. Sesampainya di bendungan (?), pangkal dari sumber irigasi warga kita bisa istirahat sejenak sebelum mulai jalan lagi. Dikarenakan rute selanjutnya jalan setapak dan sungai disarankan memakai sandal/sepatu gunung atau kalau tidak mau alas kakinya basah tanpa alas kaki juga boleh. Tenang...tidak ada duri tajam dan sejenisnya di sepanjang perjalanan. Total perjalanan dari parkiran sampe curug Benowo 1 jam lebih, perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Persiapkan fisik anda untuk itu. Bagi yang sudah terbiasa mungkin akan lebih menikmati pemandangan sekitarnya yang memanjakan mata dengan pohon-pohon rindang yang berusia (mungkin) putuhan tahun, dengan suara gemercik air dan sesekali suara burung.

23 Desember, 2011

Punk juga Manusia

Berawal dari berita yang beredar di media Indonesia bahkan sampai Malaysia tentang punk, saya jadi tertarik untuk share. Berbagi cerita sewaktu awal-awal saya mulai menerima gaji. Setahun pertama kali kerja di pinggir jalan, di depan kampus terbesar di kota kecil Salatiga. Cerita waktu saya belum kenal dengan yang namanya email. Cerita masa lalu sekitar tahun 2005 atau 2006 (agak lupa). Lokasi berjualan dekat dengan jalan lampu merah, jalan besar pula. Lokasi yang memang biasanya dijadikan mangkal anak-anak punk untuk ngamen.

Karena hampir setahun hampir setiap hari kami bertemu, secara otomatis saya sedikit kenal dengan beberapa dari anak punk. Cuma kenal aja, bukan sebagai teman dekat apalagi sahabat. Ada 3 orang yang saya cukup kenal waktu itu. Pertama Hoho' (bukan nama sebenarnya), punk yang lama tinggal di Salatiga. Dikenal dengan penunggu kantin kampus. Banyak cewek kampus yang kenal dengannya. Kerjaannya parkir di depan kampus, di depan saya berjualan. Yang kedua, Ucil (bukan nama sebenarnya juga). Kalau dia bukan asli Salatiga tapi waktu itu sering di Salatiga. Sama seperti Hoho', jarang mandi dan ganti pakaian. Ucil ini seperti punk-punk yang saya temui di pinggir jalan lainnya. Dia kadang ke luar kota bersama punk lainnya. Kerjaannya ngamen di warung-warung depan kampus dan kadang di lampu merah (sekitar 50m dari gerbang kampus) dengan lagu wajib Punk Rock Jalanan. Yang ketiga, Amed (bukan nama sebenarnya). Kerjaannya bersama Hoho' jaga parkir (ilegal) di depan kampus. Dia juga dipasrahi beberapa pedagang untuk bongkar/pasang tenda tempat berjualan. Yang membuat beda Amed dari punk lainnya adalah dia sudah punya istri (entah itu istri sah atau tidak), punk juga.

13 Desember, 2011

Tak sedang menangis

basah kulit, basah pipi
basah tanah, basah pohon turi
basah bumi yang aku tempati

tak ada sedih pada bunga merekah
tak ada tangis pada buah ranum
alam sedang tersenyum
gembira menyambut kedatangannya

langit tak sedang bersedih
ia tak sedang menangis
hanya berbagi kegembiraan
berbagi sumber kehidupan melalui awan

langit tak sedang menangis
ia tak sedang bersedih
tak ada duka di sana
tak ada sayatan bekas luka

awan sedang girang berbagi kegembiraan
berbagi sumber kehidupan atas perintah Tuhan
berbagi rezeki di atas bumi
berbagi keberkahan pada manusia, bumi dan tumbuhan

Langit tak sedang bersedih
ia tak sedang menangis
Dan Dialah yangmenurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. 6:99)

04 Desember, 2011

Lagu anak-anak lagi

Lanjutan lagu anak-anak lagi. Semoga bisa jadi inspirasi pencipta lagu anak-anak selanjutnya supaya lebih mendidik. hahaha..

Kalau ingin tahu kesalahan 12 lagu anak-anak sebelumnya, silakan baca posting saya berikut ini:
lagu 1 - 7
lagu 8 - 12

Sekarang langsung lanjut ke lagu yang berikutnya, cekidot:

13. halo-halo bandung, ibu kota periangan..
bukannya Bandung itu ibukota jawa barat?

14. Kupu2 yg lucu kemana engkau terbang. Hilir mudik mencari bunga2 yg mekar.
kecil-kecil udah blajar kepo, mau tau urusan org lain.

15. Potong bebek angsa, masak dikuali, ...
Sekali lagi, lagu tentang kekerasan.

16. Si kancil anak nakal suka mencuri ketimun... 
Dari kecil aja udah dinyanyiin lagu maling, Pantes koruptor subur.

17. Ambilkan bulan bu ... Ambilkan bulan buu .. Yang slalu bersinar di langitt♪ 
Duuh ..emang bulan bisa diambil?
Kemudian mengajarkan anak-anak bahwa bulan itu bersinar, bukan memantulkan sinar (matahari).

18. ada yang mau menambahkan? hehehe..