Masih gagal paham dengan apa yang mereka sebut bahagia. Hura-hura habiskan waktu sia-sia. Seberapa lama mereka rasakan sensasinya? Padahal cuma sementara, tak pengaruhi banyak (kebaikan) bagi kehidupannya.
Dalam pergantian tahun ada hitung mundur, tiup terompet, kembang api, nyanyi, apa lagi? Oh, berhimpit-himpitan laki perempuan dalam keramaian. Tak ubahnya seperti pasar tumpah.
Coba sekali-kali hitung mundur usia kita. Mungkin tak akan sempat kita tertawa. Karena merasa belum cukup bekal menghadapi coba setelah mati. Merasa usia terlewat sia-sia dalam waktu yang singkat.
Satu lagi, kembang api. Pemborosan dahsyat hanya untuk memuaskan nafsu yang tak pernah puas. Berapa milyar uang yang dibakar, habis hanya dalam waktu beberapa menit. Walaupun cuma setahun sekali, tetap sama saja namanya pemborosan. Coba itu uangnya disedekahkan, ada berapa ribu kaum duafa yang tersenyum bahagia karenanya.
Tapi kan cuma sekali dalam setahun? Iya, tapi ada yg lebih pantas dirayakan. 2 hari raya, 'Idul Fitri dan 'Idul Adha. Ada yang lebih berhak atas uang yang dibakar, anak yatim dan fakir miskin. Ada banyak cara untuk bahagia, lihat kegembiraan saudara, tetangga, dan orang yang kita cinta.
Sekedar nasehati diri. Pengingat kita tak sendiri. Ada hak orang lain dalam harta. Dan mati tak sempat tanya kesiapan kita.
• Lingkungan tempat dia menghabiskan sebagian besar waktunya
• Pola pikir yang mempengaruhi bagaimana dia menilai sesuatu
• Teman bergaul
Munkin ada yang bilang harusnya ada satu lagi yang mempengaruhi angan-angan yaitu keluarga, tapi tidak sebesar pengaruh ketiga hal di atas. Keluarga hanya sebagian dari faktor yang membentuk pola pikir seseorang. :)
Selama didunia, angan-angan sebagian besar manusia tidak lepas dari: pekerjaan yang mapan, istri yang cantik, rumah yang layak dan luas, berlibur kemanapun yang ia mau. Kalau sekarang mungkin ditambah gadget yang canggih. Sebagaimana peribahasa jawa “Urip iki mung sawang sinawang”, hidup ini hanya saling memandang. Yang miskin memandang yang kaya itu enak, padahal bisa jadi yang kaya stress mikir kerjaan, hutang, kebutuhan dan lain-lain. Jika seorang yang miskin ditanya apa angan-angannya mereka akan menjawab, menjadi kaya, segala kebutuhannya tercukupi. Yang sedang sakit jika ditanya apa angan-angannya, maka dia akan menjawab, badan sehat bisa beraktifitas apapun yang ia mau dan makan apapun tanpa dibatasi (makanan tertentu). Lalu jika orang yang kaya ditanya apa angan-angannya?